Harianblora.com - Mewakili Kajari Blora selaku Wakil Ketua GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, Kasi Perdata dan TUN Kejari Blora, Imam Tauhid, SH, didampingi Kabid Perhubungan Dinrumkimhub dan Kabid Pelayanan RSUD Cepu, menyampaikan update perkembangan Covid-19 edisi Sabtu, 30 Mei 2020.
“Izinkanlah kami menyampaikan update data terbaru tentang perkembangan Covid-19 di Kabupaten Blora. Yang mana hari ini ada penambahan jumlah reaktif rapid-test, yang totalnya menjadi 116. Penambahan ini seiring dengan adanya pelaksanaan rapid-test massal oleh Dinas Kesehatan di sejumlah pasar, pusat perbelanjaan, dan OPD teknis yang kerap melakukan patroli lapangan,” ucap Imam Tauhid.
Sedangkan untuk kasus Positif Covid-19 menurutnya hari ini masih seperti kemarin, yakni total 24 dengan rincian 19 dirawat, 2 sembuh dan 3 meninggal.
“Semoga yang sembuh bertambah,” lanjutnya.
Adapun PDP jumlahnya masih ada 8 yang diawasi, kemudian ODP ada 30 orang yang dipantau, OTG masih ada 136 orang yang dipantau, dan pemudik mencapai 30.094 jiwa. Data bisa dilihat di corona.blorakab.go.id
“Berdasarkan data tersebut, kami mewakili Pak Kajari dan jajaran Forkopimda, menghimbau dan mengajak masyarakat utnuk mendukung program pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penularan virus Corona melalui physical distancing, dengan cara menghadari kerumuman, tetap dirumah, pakai masker jika keluar, cuci tangan pakai sabun dan tingkatkan imunitas dengan pola hidup bersih dan sehat,” jelas Imam Tauhid.
“Izinkanlah kami menyampaikan update data terbaru tentang perkembangan Covid-19 di Kabupaten Blora. Yang mana hari ini ada penambahan jumlah reaktif rapid-test, yang totalnya menjadi 116. Penambahan ini seiring dengan adanya pelaksanaan rapid-test massal oleh Dinas Kesehatan di sejumlah pasar, pusat perbelanjaan, dan OPD teknis yang kerap melakukan patroli lapangan,” ucap Imam Tauhid.
Sedangkan untuk kasus Positif Covid-19 menurutnya hari ini masih seperti kemarin, yakni total 24 dengan rincian 19 dirawat, 2 sembuh dan 3 meninggal.
“Semoga yang sembuh bertambah,” lanjutnya.
Adapun PDP jumlahnya masih ada 8 yang diawasi, kemudian ODP ada 30 orang yang dipantau, OTG masih ada 136 orang yang dipantau, dan pemudik mencapai 30.094 jiwa. Data bisa dilihat di corona.blorakab.go.id
“Berdasarkan data tersebut, kami mewakili Pak Kajari dan jajaran Forkopimda, menghimbau dan mengajak masyarakat utnuk mendukung program pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penularan virus Corona melalui physical distancing, dengan cara menghadari kerumuman, tetap dirumah, pakai masker jika keluar, cuci tangan pakai sabun dan tingkatkan imunitas dengan pola hidup bersih dan sehat,” jelas Imam Tauhid.
Sementara itu, Kebid Perhubungan Dinrumkimhub Blora, Drs. Bambang Soegiyatno, MM, menyampaikan terimakasih kepada Dinas Kesehatan yang kemarin melakukan rapid-test kepada seluruh ASN Bidang Perhubungan dengan hasil menggembirakan yakni non reaktif semua.
“Selanjutnya kami ingin menyampaikan perkembangan pemudik dari tahun 2019 hingga 2020.Tahun 2019 kemarin jumlah pemudik yang tercatat ada 151 ribu jiwa, 43 persen pakai transportasi umum dan sisanya kendaraan pribadi. Tahun 2020 ini karena ada pandemic Covid-19 yang masuk hingga hari ini sudah ada 36 ribu jiwa, 14 ribu jiwa tercatat memakai transportasi umum, sisanya kendaraan pribadi,” ungkap Bambang Soegiyatno.
Adapun penyebab mudik tahun ini, menurutnya berdasarkan hasil survey adalah 26,11 persen karena PHK dari tempat kerja, kemudian 44,54 persen pulang karena usaha dagang yang dilakukan sepi, dan sisanya adalah karena alasan pribadi lainnya.
Adapun penyebab mudik tahun ini, menurutnya berdasarkan hasil survey adalah 26,11 persen karena PHK dari tempat kerja, kemudian 44,54 persen pulang karena usaha dagang yang dilakukan sepi, dan sisanya adalah karena alasan pribadi lainnya.
“Berdasarkan data penurunan jumlah pemudik tersebut, kami sangat mengapresiasi bahwa ternyata masih banyak warga Blora yang tidak mudik demi untuk menghindari potensi penularan Covid-19. Meskipun masih ada saja beberapa yang nekat mudik dengan melanggar himbauan pemerintah,” tambahnya.
Pihaknya juga mewaspadai adanya arus balik yang dilakukan masyarakat , terlebih masih banyak kota-kota besar yang masih menerapkan protokol PSBB. Sehingga dihimbau untuk tetap di kampung dahulu.
“Semoga yang kena PHK dan usaha dagangnya sepi ini bisa ditangani oleh pemerintah daerah sehingga tidak kembali ke kota,” pungkasnya.
Terakhir, Kabid Pelayanan RSUD Cepu, drg. Yul Purnawati, menyampaikan bahwa penanganan Covid-19 di rumah sakitnya sudah berjalan mulai April hingga Mei 2020. Dimana jumlah pasien yang datang ke RSUD Cepu baik OTG, ODP, maupun PDP ada 74 orang.
“Sedangkan pasien yang sudah dirawat di ruang isolasi Covid-19 tercatat ada 36 orang, namun saat ini tinggal 4 orang yang dirawat. Baru saja ada yang telpon bahwa aka nada tambahan satu pasien sehingga menjadi 5 sesuai jumlah ruang isolasi yakni 5 ruangan,” terang drg. Yul Purnawati.
“Semoga yang kena PHK dan usaha dagangnya sepi ini bisa ditangani oleh pemerintah daerah sehingga tidak kembali ke kota,” pungkasnya.
Terakhir, Kabid Pelayanan RSUD Cepu, drg. Yul Purnawati, menyampaikan bahwa penanganan Covid-19 di rumah sakitnya sudah berjalan mulai April hingga Mei 2020. Dimana jumlah pasien yang datang ke RSUD Cepu baik OTG, ODP, maupun PDP ada 74 orang.
“Sedangkan pasien yang sudah dirawat di ruang isolasi Covid-19 tercatat ada 36 orang, namun saat ini tinggal 4 orang yang dirawat. Baru saja ada yang telpon bahwa aka nada tambahan satu pasien sehingga menjadi 5 sesuai jumlah ruang isolasi yakni 5 ruangan,” terang drg. Yul Purnawati.
Menurutnya, RSUD Cepu juga akan menambah ruang isolasi khusus untuk pasien kebidanan karena berdasarkan perkembangan terkini ada penambahan pasien OTG, ODP dan PDP dari ibu hamil. Rencananya ada penambahan 2 ruangan. (HB44/Hms).
0 comments:
Post a Comment