Blora, Harianblora.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada hari Jumat (9/8/2019) melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Blora. Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nur Hamim.
Setibanya di Kantor Bupati, rombongan diterima oleh Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra, Purwadi Setiyono, SE dan beberapa Kepala OPD terkait di ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora.
“Selamat datang di Kabupaten Blora, salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang berada di ujung timur berbatasan dengan Jawa Timur. Wilayah kita hampir 50 persen merupakan hutan jati Perhutani, selebihnya adalah persawahan dan permukiman,” ucap Purwadi Setiyono, SE.
Menurut Purwadi, Pemkab Blora sangat senang bisa kedatangan para pimpinan dan anggota dewan dari Gersik yang ingin melakukan studi banding pengelolaan pembangunan infrastruktur.
“Bapak Bupati memang saat ini sedang getol melaksanakan pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan dan mendorong pembangunan wilayah perbatasan. Kami berharap dalam forum ini bisa terjalin sharing sehingga baik Gresik maupun Blora bisa sama-sama belajar dan bertukar ilmu,” lanjut Purwadi.
Setibanya di Kantor Bupati, rombongan diterima oleh Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra, Purwadi Setiyono, SE dan beberapa Kepala OPD terkait di ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora.
“Selamat datang di Kabupaten Blora, salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang berada di ujung timur berbatasan dengan Jawa Timur. Wilayah kita hampir 50 persen merupakan hutan jati Perhutani, selebihnya adalah persawahan dan permukiman,” ucap Purwadi Setiyono, SE.
Menurut Purwadi, Pemkab Blora sangat senang bisa kedatangan para pimpinan dan anggota dewan dari Gersik yang ingin melakukan studi banding pengelolaan pembangunan infrastruktur.
“Bapak Bupati memang saat ini sedang getol melaksanakan pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan dan mendorong pembangunan wilayah perbatasan. Kami berharap dalam forum ini bisa terjalin sharing sehingga baik Gresik maupun Blora bisa sama-sama belajar dan bertukar ilmu,” lanjut Purwadi.
Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nur Hamim, menyatakan terimakasih atas sambutan Pemkab Blora yang menyempatkan diri menerima rombongannya di tengah kesibukan agenda Agustusan.
“Kami ke Blora ingin belajar tentang pembangunan infrastuktur yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, serta teknologi pertanian yang saat ini dilaksanakan di Kabupaten Blora. Kami mendengar bahwa Blora saat ini bisa surplus beras meskipun daerahnya terkenal kering dan sebagian besar merupakan hutan jati,” ucap Ahmad Nur Hamim.
“Kami ke Blora ingin belajar tentang pembangunan infrastuktur yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, serta teknologi pertanian yang saat ini dilaksanakan di Kabupaten Blora. Kami mendengar bahwa Blora saat ini bisa surplus beras meskipun daerahnya terkenal kering dan sebagian besar merupakan hutan jati,” ucap Ahmad Nur Hamim.
Menanggapi hal tersebut, Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra, Purwadi Setiyono, SE menyampaikan bahwa saat ini Blora memang sedang menjalin beberapa kerjasama pembangunan wilayah, khususnya wilayah perbatasan dengan beberapa Kabupaten tetangga.
“Pembangunan infrastruktur untuk pemerataan ekonomi memang sangat penting, oleh sebab itu Bapak Bupati Blora getol menjalin kerjasama dengan Kabupaten tetangga agar pemerataan infrastruktur tersebut juga bisa menjangkau wilayah perbatasan. Blora tergabung dalam kerjasama “Ratubangnegoro” yang terdiri Blora, Tuban, Rembang dan Bojonegoro, serta “Wiranegoro” (Ngawi, Blora, Bojonegoro) untuk pembangunan perbatasan Blora Selatan,” terang Purwadi Setiyono, SE.
“Pembangunan infrastruktur untuk pemerataan ekonomi memang sangat penting, oleh sebab itu Bapak Bupati Blora getol menjalin kerjasama dengan Kabupaten tetangga agar pemerataan infrastruktur tersebut juga bisa menjangkau wilayah perbatasan. Blora tergabung dalam kerjasama “Ratubangnegoro” yang terdiri Blora, Tuban, Rembang dan Bojonegoro, serta “Wiranegoro” (Ngawi, Blora, Bojonegoro) untuk pembangunan perbatasan Blora Selatan,” terang Purwadi Setiyono, SE.
Misalnya pembangunan jembatan Medalem (Blora) - Luwihaji (Bojonegoro) yang melintasi Sungai Bengawan Solo saat ini sedang proses perencanaan yang bekerjasama dengan Pemkab Bojonegoro. Blora membuat DED atau perencanaannya sedangkan pembangunannya akan dilakukan oleh Bojonegoro.
Sedangkan dengan Kabupaten Ngawi, Pemkab Blora juga sedang menjajaki kerjasama pembangunan akses Randublatung-Getas tembus Ngawi.
Sedangkan dengan Kabupaten Ngawi, Pemkab Blora juga sedang menjajaki kerjasama pembangunan akses Randublatung-Getas tembus Ngawi.
Sementara itu, tentang pertanian, Purwadi menyampaikan bahwa memang benar saat ini Blora surplus beras. Hanya 25 persen kapasitas produksi yang dikonsumsi oleh warga Blora, selebihnya dijual keluar daerah termasuk ke Jawa Timur karena lumbung padi berada di wilayah perbatasan Jatim, seperti Kedungtuban, Kradenan dan Cepu.
“Selain mengandalkan Bengawan Solo, pengairan kita juga memakai sumur air dalam sehingga setahun bisa panen sampai 3 kali. Sedangkan untuk wilayah Blora utara kebanyakan adalah sawah tadah hujan sehingga banyak dilakukan pembangunan embung dan bendungan,” terang Purwadi.
Para petani di Blora, menurut Purwadi juga sudah menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern. Namun belum semuanya, sehingga beberapa kelompok tani membuat usaha persewaan alsintan kepada kelompok tani lainnya.
“Alsintan tersebut berasal dari bantuan pemerintah, baik dari APBD Kabupaten, Provinsi maupun dari APBN melalui Kementerian Pertanian,” tambahnya.
Usai dialog Tanya jawab, dilakukan penyerahan cindera mata dan dilanjutkan foto bersama. (HB44/hms).
“Selain mengandalkan Bengawan Solo, pengairan kita juga memakai sumur air dalam sehingga setahun bisa panen sampai 3 kali. Sedangkan untuk wilayah Blora utara kebanyakan adalah sawah tadah hujan sehingga banyak dilakukan pembangunan embung dan bendungan,” terang Purwadi.
Para petani di Blora, menurut Purwadi juga sudah menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern. Namun belum semuanya, sehingga beberapa kelompok tani membuat usaha persewaan alsintan kepada kelompok tani lainnya.
“Alsintan tersebut berasal dari bantuan pemerintah, baik dari APBD Kabupaten, Provinsi maupun dari APBN melalui Kementerian Pertanian,” tambahnya.
Usai dialog Tanya jawab, dilakukan penyerahan cindera mata dan dilanjutkan foto bersama. (HB44/hms).
0 comments:
Post a Comment