Blora, Harianblora.com - Kepengurusan Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Blora pada hari Jumat (28/12/2018) secara sah telah dikukuhkan oleh Bupati Djoko Nugroho. Bertempat di Ruang Pertemuan Setda Kabupaten Blora, pengukuhan disaksikan langsung oleh Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), DR. Bambang Setiadi, IPU dan Plt. Kepala Bappeda Blora, Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus.
Plt. Kepala Bappeda Blora, Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus dalam laporannya menyampaikan bahwa DRD Kabupaten Blora yang dikukuhkan beranggotakan sebanyak 24 orang dari kalangan akademisi dan praktisi yang ahli di bidangnya, dengan diketuai oleh Ir. Djati Walujastono M.Eng.
“Dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah, DRD Kabupaten Blora ini merupakan bentukan yang kedua puluh. Dimana pembentukan DRD ini telah diatur dalam perundang-undangan dan mewajibkan setiap daerah untuk membentuknya guna membantu pemerintah dalam melakukan penelitian dan riset yang bisa menjadi dasar pembangunan daerah sesuai potensi yang dimiliki,” terang Reni Miharti.
Bupati Djoko Nugroho dalam sambutannya usai pengukuhan, mengapresiasi pembentukan DRD ini. Bupati berharap DRD bisa gerak cepat melakukan kajian, penelitian dan riset terhadap potensi Kabupaten Blora yang sekiranya bisa dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Pembentukan DRD ke 20 di Jawa Tengah, sama halnya peringkat kondisi kemiskinan Blora. Untuk itu saya ingin DRD bisa berkontribusi dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Lakukan riset tentang potensi Blora yang bisa membangkitkan ekonomi masyarakat,” tegas Bupati.
Bupati lantas memberikan contoh tentang pengelolaan hasil hutan jati di Kabupaten Blora yang hasilnya sangat minim untuk daerah. Banyak perajin ukiran, gembol, dan furniture Blora justru beli kayu dari Wonogiri dan Gunungkidul karena harga yang dilepas Perhutani disini sangat mahal.
“Coba DRD lakukan kajian tentang kayu jati, bagaimana caranya agar perajin kayu kita bisa lebih mudah memperoleh bahan kayu glondongannya dari daerahnya sendiri. Mosok Blora kondang jatine, nanging perajine malah tuku bahan baku daerah liya,” lanjut Bupati.
Selain masalah kayu, Bupati ingin potensi tanaman kelor di Kecamatan Kunduran, tepatnya Desa Ngawenombo dan sekitarnya ikut menjadi bahan kajian serta riset DRD. Karena sudah banyak tamu dari luar daerah bahkan luar negeri yang datang ke Blora hanya untuk belajar kelor.
Selain masalah kayu, Bupati ingin potensi tanaman kelor di Kecamatan Kunduran, tepatnya Desa Ngawenombo dan sekitarnya ikut menjadi bahan kajian serta riset DRD. Karena sudah banyak tamu dari luar daerah bahkan luar negeri yang datang ke Blora hanya untuk belajar kelor.
“Kelor yang punya hanya Blora dan NTT. Ketika disini berhasil diolah dan dilirik banyak investor, maka kita harus segera melakukan pengembangan agar masyarakat bisa ikut menikmati potensi ekonominya. Coba DRD melakukan kajian dua ini dulu, jati dan kelor. Jika berhasil pasti bisa turut serta menekan kemiskinan,” pesan Bupati.
Sementara itu Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), DR. Bambang Setiadi, IPU yang berkesempatan memberikan sambutan motivasi kepada DRD Blora, menginginkan agar seluruh pengurus aktif membahas potensi strategis yang bisa membangkitkan ekonomi daerah, jika memang akan difokuskan untuk menekan kemiskinan.
Sementara itu Ketua Dewan Riset Nasional (DRN), DR. Bambang Setiadi, IPU yang berkesempatan memberikan sambutan motivasi kepada DRD Blora, menginginkan agar seluruh pengurus aktif membahas potensi strategis yang bisa membangkitkan ekonomi daerah, jika memang akan difokuskan untuk menekan kemiskinan.
“Kuncinya adalah inovasi. DRD harus bisa melakukan inovasi terhadap potensi yang dimiliki daerahnya. Dimana bisa dikatakan berhasil melakukan inovasi jika terdapat invensi dan komersialisasi. Percuma jika menghasilkan inovasi baru tapi tidak dapat dijual, itu namanya prakarya seperti karya adik-adik SD,” ungkap DR. Bambang Setiadi, IPU.
Lantas dirinya menyontohkan, jika Blora akan mengkaji kelor maka harus siap melakukan perluasan budidaya kelor secara besar-besaran ketika sudah diketahui pasar internasional meliriknya.
“Buka lahan jangan 2-5 hektar saja, namun hingga 10 hektar atau lebih. Kelor itu bagus untuk kesehatan, saya pun mengonsumsinya. Jika terkelola dengan baik, maka akan banyak tenaga yang terserap di sektor ini dan berujung pada pembukaan lapangan kerja serta peningkatan ekonomi,” lanjutnya.
Setelah beberapa sambutan, acara diakhiri dengan pemberian ucapan selamat kepada pengurus DRD yang baru dikukuhkan serta foto bersama. Turut hadir dalam kegiatan pengukuhan tersebut Kepala OPD terkait, Camat dan para akademisi perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Blora. (hb44/hms).
0 comments:
Post a Comment