Blora, Harianblora.com - Setelah dibangun selama tiga tahapan sejak tahun 2016, 2017 dan 2018, akhirnya Pasar Rakyat Sido Makmur Blora yang berada di kawasan Gabus, Jl.Blora-Randublatung Km 3 Kelurahan Mlangsen, Kecamatan Blora Kota diresmikan oleh Bupati Djoko Nugroho pada hari Sabtu (5/1/2019).
Peresmian dikemas dengan acara pengajian umum serta tumpengan bersama secara massal yang diikuti oleh seluruh pedagang pasar, dan dihadiri jajaran Forkopimda, Sekda, Kepala OPD, Camat, Organisasi Wanita dan masyarakat umum.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Blora, Ir. Maskur MM, dalam laporannya menyampaikan bahwa Pasar Rakyat Sido Makmur ini dibangun untuk menampung seluruh pedagang dari Pasar Induk Blora lama yang telah overload dan meluber ke jalanan.
“Pasar ini dibangun selama tiga tahun sejak 2016 hingga 2018 kemarin dengan anggaran mencapai Rp 50 miliar lebih, di tanah seluas 4,4 hektar. Sementara baru ada Blok A, Blok B dan Blok C dengan jumlah 1.924 lapak yang terdiri dari kios dan los dagangan,” ucap Maskur.
Dirinya berharap dengan adanya Pasar Rakyat Sido Makmur ini, semua pedagang yang berjualan di Pasar Induk lama bisa berpindah dan memulai aktifitas jual beli setelah peresmian selesai dilakukan Bapak Bupati. Begitu juga pedagang Pasar Ril Ban, yang berada di pinggiran Jalan MR. Iskandar, pinggiran Jalan Sumodarsono dan Pasar Kaliwangan.
“Pada kesempatan ini kami juga mengundang seluruh organisasi wanita yang ada di Blora. Karena kebanyakan yang belanja adalah ibu-ibu, maka harapannya ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi wanita ini bisa ikut menyosialisasikan kepindahan Pasar Induk lama ke Pasar Sido Makmur ini,” lanjutnya.
Sementara itu, Bupati Djoko Nugroho usai menandatangani prasasti peresmian pasar, menyatakan bahwa tujuan dibangunnya pasar baru dengan nama Pasar Rakyat Sido Makmur ini adalah untuk memperbaiki kondisi pasar lama yang sudah tidak layak dan pemekaran wilayah kota ke arah selatan.
“Kota Blora harus dikembangkan, salah satu caranya dengan membangun pusat-pusat ekonomi baru seperti halnya pasar ini. Blora ke timur sudah penuh sampai Jepon, ke barat sudah mepet Tunjungan, begitu juga ke utara. Salah satu yang mungkin adalah pemekaran ke selatan. Setelah semua pindah kesini, nanti pasar lama yang sudah tidak layak akan kita jadikan pertokoan kering,” tegas Bupati.
Agar akses menuju pasar semakin mudah, Bupati juga menyampaikan bahwa trayek angkot dan bus mini akan diubah sesuai posisi pasar. Selain itu jalan Blora-Randublatung dari Kaliwangan hingga Kamolan akan diperlebar, serta pembangunan jalan baru dari depan Pasar Sido Makmur ke timur, belok ke utara sampai Jembatan Jembar Beran-Kedungjenar.
Di tengah sambutannya, ada salah satu pedagang yang mengeluhkan kecilnya ukuran los baru di Pasar Sido Makmur, yakni Ibu Siti Romlah dari Tambahrejo. Bupati Djoko Nugroho pun langsung memberikan tanggapan.
“Aku nyuwun ngapura yen isih ana kekurangan. Semua pasti minta los yang luas dan nyaman. Maka dari itu saya minta semua pindah kesini dulu. Saya pengen lihat bagaimana keadaannya ketika sudah ditempati. Dari situ, pasti nanti kekurangannya akan terlihat dan bisa diperbaiki bersama-sama. Sing penting pindah rene sik, nggih Pak, Buk,” lanjut Bupati.
Sebagai wujud keberpihakan kepada pedagang dan penyesuaian tempat baru, Bupati pun langsung menyampaikan bahwa perpindahan pedagang diberi tenggang waktu selama satu bulan hingga batas akhir 31 Januari mendatang.
“Pindah kui ora gampang, mula tak kasih tenggang waktu pindah hingga 31 Januari nanti. Setelah itu semuanya harus mulai berjualan di Pasar Rakyat Sido Makmur. Selama enam bulan akan digratiskan, tidak akan dipungut sewa. Sehingga bayar sewa lapaknya nanti pada bulan Agustus saja. Tetapi untuk parkir harus mulai dikelola dan bayar agar tidak semrawut,” ungkap Bupati, disambut tepuk tangan pedagang.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga melaunching e-retribusi Pasar Jepon dan Pasar Ngawen, serta menandatangani prasasti peresmian Pasar Randublatung, Pasar Wulung, Pasar Cepu, Pasar Kunduran dan Pasar Todanan. Dimana kelima Pasar Tradisional yang ada di tingkat Kecamatan ini juga telah selesai dibangun atau renovasi.
Acara dilanjutkan dengan tausyiah dari KH Maksum Fathoni dan doa bersama untuk kesuksesan Pasar Rakyat Sido Makmur oleh KH Muharror Ali, dilanjutkan pemotongan tumpeng, pelepasan balon dan ramah tamah bersama. (hb33/hms).
Peresmian dikemas dengan acara pengajian umum serta tumpengan bersama secara massal yang diikuti oleh seluruh pedagang pasar, dan dihadiri jajaran Forkopimda, Sekda, Kepala OPD, Camat, Organisasi Wanita dan masyarakat umum.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM) Kabupaten Blora, Ir. Maskur MM, dalam laporannya menyampaikan bahwa Pasar Rakyat Sido Makmur ini dibangun untuk menampung seluruh pedagang dari Pasar Induk Blora lama yang telah overload dan meluber ke jalanan.
“Pasar ini dibangun selama tiga tahun sejak 2016 hingga 2018 kemarin dengan anggaran mencapai Rp 50 miliar lebih, di tanah seluas 4,4 hektar. Sementara baru ada Blok A, Blok B dan Blok C dengan jumlah 1.924 lapak yang terdiri dari kios dan los dagangan,” ucap Maskur.
Dirinya berharap dengan adanya Pasar Rakyat Sido Makmur ini, semua pedagang yang berjualan di Pasar Induk lama bisa berpindah dan memulai aktifitas jual beli setelah peresmian selesai dilakukan Bapak Bupati. Begitu juga pedagang Pasar Ril Ban, yang berada di pinggiran Jalan MR. Iskandar, pinggiran Jalan Sumodarsono dan Pasar Kaliwangan.
“Pada kesempatan ini kami juga mengundang seluruh organisasi wanita yang ada di Blora. Karena kebanyakan yang belanja adalah ibu-ibu, maka harapannya ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi wanita ini bisa ikut menyosialisasikan kepindahan Pasar Induk lama ke Pasar Sido Makmur ini,” lanjutnya.
Sementara itu, Bupati Djoko Nugroho usai menandatangani prasasti peresmian pasar, menyatakan bahwa tujuan dibangunnya pasar baru dengan nama Pasar Rakyat Sido Makmur ini adalah untuk memperbaiki kondisi pasar lama yang sudah tidak layak dan pemekaran wilayah kota ke arah selatan.
“Kota Blora harus dikembangkan, salah satu caranya dengan membangun pusat-pusat ekonomi baru seperti halnya pasar ini. Blora ke timur sudah penuh sampai Jepon, ke barat sudah mepet Tunjungan, begitu juga ke utara. Salah satu yang mungkin adalah pemekaran ke selatan. Setelah semua pindah kesini, nanti pasar lama yang sudah tidak layak akan kita jadikan pertokoan kering,” tegas Bupati.
Agar akses menuju pasar semakin mudah, Bupati juga menyampaikan bahwa trayek angkot dan bus mini akan diubah sesuai posisi pasar. Selain itu jalan Blora-Randublatung dari Kaliwangan hingga Kamolan akan diperlebar, serta pembangunan jalan baru dari depan Pasar Sido Makmur ke timur, belok ke utara sampai Jembatan Jembar Beran-Kedungjenar.
Di tengah sambutannya, ada salah satu pedagang yang mengeluhkan kecilnya ukuran los baru di Pasar Sido Makmur, yakni Ibu Siti Romlah dari Tambahrejo. Bupati Djoko Nugroho pun langsung memberikan tanggapan.
“Aku nyuwun ngapura yen isih ana kekurangan. Semua pasti minta los yang luas dan nyaman. Maka dari itu saya minta semua pindah kesini dulu. Saya pengen lihat bagaimana keadaannya ketika sudah ditempati. Dari situ, pasti nanti kekurangannya akan terlihat dan bisa diperbaiki bersama-sama. Sing penting pindah rene sik, nggih Pak, Buk,” lanjut Bupati.
Sebagai wujud keberpihakan kepada pedagang dan penyesuaian tempat baru, Bupati pun langsung menyampaikan bahwa perpindahan pedagang diberi tenggang waktu selama satu bulan hingga batas akhir 31 Januari mendatang.
“Pindah kui ora gampang, mula tak kasih tenggang waktu pindah hingga 31 Januari nanti. Setelah itu semuanya harus mulai berjualan di Pasar Rakyat Sido Makmur. Selama enam bulan akan digratiskan, tidak akan dipungut sewa. Sehingga bayar sewa lapaknya nanti pada bulan Agustus saja. Tetapi untuk parkir harus mulai dikelola dan bayar agar tidak semrawut,” ungkap Bupati, disambut tepuk tangan pedagang.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga melaunching e-retribusi Pasar Jepon dan Pasar Ngawen, serta menandatangani prasasti peresmian Pasar Randublatung, Pasar Wulung, Pasar Cepu, Pasar Kunduran dan Pasar Todanan. Dimana kelima Pasar Tradisional yang ada di tingkat Kecamatan ini juga telah selesai dibangun atau renovasi.
Acara dilanjutkan dengan tausyiah dari KH Maksum Fathoni dan doa bersama untuk kesuksesan Pasar Rakyat Sido Makmur oleh KH Muharror Ali, dilanjutkan pemotongan tumpeng, pelepasan balon dan ramah tamah bersama. (hb33/hms).
0 comments:
Post a Comment