Blora, Harianblora.com - Dibuka langsung oleh Bupati Djoko Nugroho pada hari Rabu (22/11/2017), Festival Dalang Remaja se Jawa yang baru pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Blora akan berlangsung selama dua hari hingga Kamis (23/11/2017).
Bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati, festival yang dimulai pukul 11.00 WIB tersebut diikuti oleh 15 peserta/dalang dari berbagai wilayah seperti Blora, Kendal, Solo, Sragen, Ngawi dan Karanganyar.
H. Sukarno selaku Ketua Panitia mengatakan bahwa tujuan diselenggarakannya Festival Dalang Remaja se Jawa di Kabupaten Blora kali ini adalah untuk memberikan wadah kepada generasi muda dalam melestarikan budaya tradisional, khususnya wayang kulit. Sekaligus sebagai salah satu kegiatan rangkaian Hari Jadi ke 268 Kabupaten Blora.
“Potensi dalang cilik dan remaja di Kabupaten Blora jumlahnya banyak. Melalui event ini kami berharap mereka dapat bersaing dengan sehat dalam pelestarian seni pedalangan,” ucap Sukarno yang juga Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Blora.
Dari 15 peserta, menurutnya di hari pertama Rabu (22/11/2017) akan menampilkan 8 dalang remaja. Sedangkan sisana 7 dalang akan tampil di hari kedua, Kamis (23/11/2017), dimana masing-masing peserta diberikan waktu tampil selama 45 menit.
Bupati Djoko Nugroho dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan Festival Dalang Remaja se Jawa. Ia bahkan memanggil tiga peserta yang akan tampil untuk maju dan diberikan semangat olehnya.
“Ini acara yang bagus untuk mengasah kemampuan anak-anak kita dalam melestarikan budaya yang adiluhung ini. Semoga nanti semuanya bisa menampilkan pentas yang terbaik,” ujarnya.
Saking cintanya dengan budaya, Bupati yang akrab disapa Pak Kokok inipun menegaskan jika diberi pilihan Blora maju dengan Budaya atau Industri, maka ia lebih memilih maju dengan Budaya. Karena menurutnya budaya adalah jatidiri yang harus terus dilestarikan demi kemajuan bersama.
Pak Kokok yang juga Bapa Pedalangan se Kabupaten Blora ini langsung menyerahkan gunungan kepada peserta festival yang tampil pertama yakni Dimas dari Ngawi. Ia lantas mengajak seluruh pelajar duduk lesehan menyaksikan wayang. Adapun jurinya diambilkan dari ISI Surakarta, Unnes Semarang dan Pepadi Blora. (red-HB33/hms).
0 comments:
Post a Comment