Ilustrasi: Suasana perkuliahan di STAINU Temanggung. |
Menurut dia, Sumpah Pemuda harus menjadi spirit jiwa muda bagi guru-guru MI di Indonesia, khususnya di wilayah Temanggung dan sekitarnya. Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2017 ini, merupakan momentum bersejarah tentang pentingnya pemuda berkontribusi dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menjadi muda itu, kata dia, maksudnya adalah guru harus berjiwa muda, melek TIK, komputer, update perkembangan metode, media dan model pembelajaran terkini yang semua sudah berbasis siber.
“Penekanan pembelajaran tidak hanya mengenai pemahaman materi, tetapi lebih ke proses, cara berpikir, yang disesuaikan dengan semangat pemuda yang menggebu-gebu dalam pencarian kebenaran tanpa banyak kepentingan pribadi di dalamnya,” ujar dosen asal Kota Wali tersebut.
Selain itu, menurut dia, penerapan metodologi dalam pendidikan di sini salah satunya dengan mengedepankan metode diskusi, pencarian literatur secara mandiri dan pembuatan produk unggulan dalam ranah pendidikan baik berupa pemikiran maupun praktik.
“STAINU Temanggung adalah contoh institusi pendidikan yang mengerti betul-betul serius menerapkan semangat Sumpah Pemuda dalam dunia pendidikan. Hal ini diejewantahkan pada pembukaan prodi baru PGMI yang visi misinya sesuai dengan semangat Sumpah Pemuda,” tegas dia.
Tidak hanya itu, lanjutnya, metodologi pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini juga mengedepankan pengembangan pemikiran dan ide yang diperlukan pemuda untuk menjadi pribadi yang unggul, terutama ranah pendidikan. “Sehingga kompetensi lulusan PGMI STAINU temanggung ke depan dapat menjadi pemuda dalam baris pertama yang memajukan dunia pendidikan di Indonesia, dengan keluasan ilmu, kekuatan kharakter dan keunggulan dalam praktik pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang telah dikembangkan di STAINU Temanggung dewasa ini,” ujar dia.
Karena pada dasarnya, kata Farinka, pemahaman sumpah pemuda tidak hanya dimaknai sebatas persatuan tumpah darah, budaya dan bahasa indonesia saja, namun juga pemaknaan akan kebersamaan untuk unggul di berbagai aspek dan bidang, salah satunya dalam bidang pendikan, sehingga akhirnya para guru dapat menerapkan ilmu yang didapatnya untuk memajukan semua anak didiknya, baik dalam pemikiran, karakter maupun penerapannya.
“Sehingga rasa semangat berkontibrusi riil para pemuda di hari Sumpah Pemuda dalam koridor persatuan dalam memajukan berbagai bidang dalam ranah nasional dapat terencana. Prodi PGMI kami, memiliki visi terwujudnya guru madrasah ibtidaiyah yang profesional dan unggul dalam bidang metodologi pembelajaran pendidikan dasar Islam dalam 10 tahun ke depan,” imbuh dia.
Kami berharap, kata dia, Sumpah Pemuda tahun ini benar-benar menjiwai kaum guru di Indonesia, khususnya guru MI atau SD sebagai peletak dasar kecerdasan kognitif, afektif dan psikomotorik pada anak-anak. “Tanpa jiwa muda, kaum guru akan tertinggal jauh dari peradaban, karena hampir semua pekerjaan di sekolah sekarang berbasis siber,” pungkas dia. (red-HB54/Hms).
0 comments:
Post a Comment