Blora, Harianblora.com - Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakikan) pada hari Kamis Legi (24/8/2017) menyelenggarakan Lomba Ternak Sapi yang dirangkaikan dengan pengobatan ternak gratis dan sosialisasi Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) di lapangan Desa Kalen Kecamatan Kedungtuban.
Lomba yang mulai dilaksanakan pukul 08.00 WIB tersebut diikuti oleh ratusan sapi unggulan yang berasal dari para petani peternak perwakilan 16 Kecamatan se Kabupaten Blora dan BUMDes. Antusias warga untuk menonton lomba sapi yang diselenggarakan rutin setahun sekali ini juga cukup tinggi.
Kepala Disnakikan Kabupaten Blora Ir. Wahyu Agustini SE, M.Si menerangkan bahwa dalam kegiatan ini dilombakan 4 macam kategori yakni sapi bibit jantan peranakan ongole, sapi bibit betina peranakan ongole, sapi eksotis hasil penggemukan dan sapi penggemukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Blora memiliki potensi jumlah sapi terbanyak di Jawa Tengah dengan jumlah 222 ribu ekor lebih di akhir 2016. Potensi ini harus terus dikembangkan, salah satunya dengan mengadakan lomba yang bertujuan untuk menyemangati para peternak dalam memelihara sapinya agar bisa tumbuh dengan baik dan benar. Sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih baik,” ucapnya.
Ia mengajak para peternak untuk tidak menjual sapi ketika lepas lahir atau masih “pedet”, namun ditunda jual untuk dipelihara dengan baik sehingga memiliki nilai jual yang lebih baik. Contohnya adalah sapi sapi bibit jantan dan betina yang dilombakan kali ini, mayoritas sapi lokal peranakan ongole dengan berat badan diatas 800 kg.
“Tidak hanya lomba saja, kali ini juga dilaksanakan pemeriksaan kesehatan sapi gratis yang informasinya tadi diikuti sekitar 350 sapi dari berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Blora,” lanjutnya.
Salah satu juri lomba dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Teguh Budiyono menjelaskan bahwa penilaian lomba sapi kali ini tidak hanya didasarkan pada berat badan saja. Namun juga mempertimbangkan umur sapi, kondisi kesehatan, dan proposional bentuk tubuh.
“Sapi yang memiliki berat badan paling besar belum tentu akan menang. Misal ada sapi yang beratnya hingga 1 ton tapi umurnya sudah tua, maka itu sebuah kewajaran. Sedangkan jika ada sapi yang baru berumur 1 tahun lebih dengan berat badan mencapai 800 kg, maka ini lebih unggul. Kita lihat juga kondisi kesehatan matanya,” jelasnya.
Bupati Djoko Nugroho yang hadir langsung dalam pelaksanaan lomba sapi mengapresiasi tingginya antusias petani peternak. Ia pun berkeliling lapangan meninjau sapi satu per satu dan memberikan semangat kepada peternak agar lebih termotivasi dalam memelihara ternaknya.
“Dengan lomba ini, para petani ternak akan tahu mana sapi yang sehat dan gemuk dari hasil pemeliharaan yang benar dan mana sapi yang dipelihara hanya dengan cara asal-asalan. Sehingga mereka bisa tahu bagaimana cara memelihara yang benar, tidak hanya memelihara sebagai rojo koyo saja. Tahun depan saya ingin tidak hanya sapi saja yang dilombakan, tetapi juga kambing,” kata Bupati.
Turut hadir dalam lomba sapi itu Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Ir. Agus Wariyanto, S.IP, MM, dan Kasubdit Pengamatan Penyakit Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Drh. Makmun Junaidin M.Sc yang ikut mengapresiasi ternak sapi di Kabupaten Blora. Mereka ingin agar sapi Blora tidak hanya dijual dalam kondisi hidup, tetapi dalam bentuk daging setelah diolah di rumah pemotongan hewan modern. (Red-HB99/Hms).
0 comments:
Post a Comment