Semarang, Harianblora.com - Alumni sekolah Madrasah Aliyah Manahijul Huda (MAHIDA) Ngagel, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Khoirul Anwar Afa, menulis dua buku sekaligus yang diterbitkan Formaci Press Semarang. Kedua buku tersebut sudah mendapat Internasional Standart Book Number (ISBN), Katalog Dalam Terbitan (KDT) dan barcode dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI pada pertengah April 2017 lalu.
Pria asal Cepoko, Ngagel, Dukuhseti itu menulis buku bertajuk "Makna Hati, Pendekatan Tafsir Sufi" dan "Potret Pendidikan Indonesia" yang dilaunching pada peringatan Hari Buku Internasional pada 23 April 2017 lalu.
Anwar, sapaannya, merupakan salah satu dari beberapa pemuda asal Dukuhseti yang berhasil menitihkan karyanya dalam sebuah buku. "Alhamdulillah, sebelum wisuda S2 saya bisa menerbitkan buku," beber pria yang kini belajar di program S2 IIQ Jakarta tersebut, Kamis (1/6/2017).
Ia menandaskan, bahwa sebenarnya banyak pemuda Dukuhseti sukses di bidanganya. "Ya tidak harus bisa menulis buku, yang penting bisa berkarya dan produktif di bidangnya," ujar pria yang hafal 30 juz Alquran itu.
Untuk buku pertama, ia menjelaskan berisi beberapa makna hati dalam pendekatan para sufi. "Para sufi memang memiliki tafsir sendiri tentang qalb, nah dalam buku saya itu mencoba menggali lebih dalam tentang apa sih sebenarnya qalb itu dalam kacamata sufi," tuturnya.
Sementara itu, buku kedua menurut dia menjelaskan kondisi pendidikan di Indonesia yang masih sengkarut, belum berjalan sesuai harapan, baik yang di bawah Kemendikbud maupun Kemenristek Dikti. "Ya buku kedua ini memang lebih banyak pada kritik dan mencoba mengajak pembaca untuk sadar akan pentingnya pembenahan di berbagai sektor pendidikan," ujar Anwar yang saat ini bermukim di Pamulang, Tangsel tersebut.
Ia mengatakan bahwa menulis buku tidak harus seorang tokoh nasional, profesor atau pun doktor. "Ya kalau ide kita menarik dan lolos seleksi penerbit pasti bisa kok untuk menerbitkan buku," beber dia.
Dian Marta Wijayanti Direktur Formaci Press menyambut baik karya pria asal Dukuhseti, Pati itu. "Saya juga seorang guru, nah buku yang kedua itu membuat sadar bahwa banyak belang bonteng pendidikan kita yang perlu pembenahan," beber mantan Asesor EGRA USAID Prioritas itu.
Dian juga membeberkan bahwa untuk menulis buku sekarang sangat mudah karena hampir semua kota atau kabupaten ada penerbit buku. Bisa buku ilmiah, pemikiran, diktat, buku pelajaran, buku novel atau cerpen dan antologi puisi. "Yang penting menulis itu butuh keberanian, kan Pramoedya Ananta Toer juga berperan bahwa menulis saja, itu bagian dari keberanian hidup," tukas penulis buku Siapkah Saya Menjadi Guru SD Revolusioner itu.
Selain Anwar, banyak penulis muda asal Pati yang sudah produktif menulis. Seperti Munawir Aziz, Amirul Ulum, Hamidulloh Ibda, M. Nafiul Haris, Lismanto dan lainnya. (Red-HB99/Hms).
Pria asal Cepoko, Ngagel, Dukuhseti itu menulis buku bertajuk "Makna Hati, Pendekatan Tafsir Sufi" dan "Potret Pendidikan Indonesia" yang dilaunching pada peringatan Hari Buku Internasional pada 23 April 2017 lalu.
Anwar, sapaannya, merupakan salah satu dari beberapa pemuda asal Dukuhseti yang berhasil menitihkan karyanya dalam sebuah buku. "Alhamdulillah, sebelum wisuda S2 saya bisa menerbitkan buku," beber pria yang kini belajar di program S2 IIQ Jakarta tersebut, Kamis (1/6/2017).
Ia menandaskan, bahwa sebenarnya banyak pemuda Dukuhseti sukses di bidanganya. "Ya tidak harus bisa menulis buku, yang penting bisa berkarya dan produktif di bidangnya," ujar pria yang hafal 30 juz Alquran itu.
Untuk buku pertama, ia menjelaskan berisi beberapa makna hati dalam pendekatan para sufi. "Para sufi memang memiliki tafsir sendiri tentang qalb, nah dalam buku saya itu mencoba menggali lebih dalam tentang apa sih sebenarnya qalb itu dalam kacamata sufi," tuturnya.
Sementara itu, buku kedua menurut dia menjelaskan kondisi pendidikan di Indonesia yang masih sengkarut, belum berjalan sesuai harapan, baik yang di bawah Kemendikbud maupun Kemenristek Dikti. "Ya buku kedua ini memang lebih banyak pada kritik dan mencoba mengajak pembaca untuk sadar akan pentingnya pembenahan di berbagai sektor pendidikan," ujar Anwar yang saat ini bermukim di Pamulang, Tangsel tersebut.
Ia mengatakan bahwa menulis buku tidak harus seorang tokoh nasional, profesor atau pun doktor. "Ya kalau ide kita menarik dan lolos seleksi penerbit pasti bisa kok untuk menerbitkan buku," beber dia.
Dian Marta Wijayanti Direktur Formaci Press menyambut baik karya pria asal Dukuhseti, Pati itu. "Saya juga seorang guru, nah buku yang kedua itu membuat sadar bahwa banyak belang bonteng pendidikan kita yang perlu pembenahan," beber mantan Asesor EGRA USAID Prioritas itu.
Dian juga membeberkan bahwa untuk menulis buku sekarang sangat mudah karena hampir semua kota atau kabupaten ada penerbit buku. Bisa buku ilmiah, pemikiran, diktat, buku pelajaran, buku novel atau cerpen dan antologi puisi. "Yang penting menulis itu butuh keberanian, kan Pramoedya Ananta Toer juga berperan bahwa menulis saja, itu bagian dari keberanian hidup," tukas penulis buku Siapkah Saya Menjadi Guru SD Revolusioner itu.
Selain Anwar, banyak penulis muda asal Pati yang sudah produktif menulis. Seperti Munawir Aziz, Amirul Ulum, Hamidulloh Ibda, M. Nafiul Haris, Lismanto dan lainnya. (Red-HB99/Hms).
0 comments:
Post a Comment