Blora, Harianblora.com - Bertepatan pada hari Sabtu (4/3/2017) Kabupaten Blora kedatangan tamu dari Kementerian Pertanian RI yakni Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Holtikultura Dr. Ir. Sarwo Edhy MM dan Kepala Subdit Tanaman Jeruk, Perdu dan Pohon Ir. Widodo Heru M.Sc bersama tim. Kedatangan mereka ke Blora untuk melakukan kunjungan kerja guna meninjau potensi buah jeruk siam di Desa Tanggel Kecamatan Randublatung.
Ikut mendampingi dalam kunjungan kerja tersebut Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si beserta Ibu Hj. Ainus Solichah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus, Kabag Humas dan Protokol Setda Blora Achmad Nurhidayat SH, M.Si, MM, dan Forkopimcam Randublatunng.
Setibanya di Desa Tanggel, rombongan berkunjung di kebun jeruk siam milik Suratno yang memiliki luas 2 hektar lebih. Kepada Pak Direktur dan Wakil Bupati, Suratno menjelaskan bahwa dalam melakukan penanaman jeruk, dirinya tidak memerlukan banyak pupuk sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya. Karena tanah merupakan batuan kapur, jeruk yang dihasilkan pun terasa lebih manis.
“Kalau di total satu desa ya ada ribuan pohon jeruk. Setiap pohon jeruk milik saya bisa menghasilkan jeruk hingga 70 kg, bahkan bisa sampai 100 kg. Biasanya dikirim ke Purworejo, Solo, Madiun dan lainnya,” ucap Suratno.
Saat dikunjungi kemarin, banyak pohon yang berbuah lebat. Namun sayangnya belum saatnya panen sehingga belum bisa dipetik. Hanya saja pak Suratno sudah menyiapkan jeruk yang sudah matang hasil pemetikan sehari sebelumnya. Sambil berdialog di tengah perkebunan, rombongan mencicipi kesegaran jeruk yang dihasilkan dari desa tengah hutan jati tersebut.
“Rasaya manis dan segar, padahal ini ditanam secara alami. Belum memakai pupuk dan belum menggunakan teknologi keilmuan tanaman jeruk, namun rasanya sudah bisa bersaing. Apalagi nanti kalau dikembangkan dengan teknologi pertanian yang terbaru, pasti akan menjadi buah unggulan,” kata Dr. Ir. Sarwo Edhy MM.
Dr. Ir. Sarwo Edhy MM berharap kedepan perkebunan jeruk siam di Desa Tanggel bisa dikembangkan menjadi pusat buah jeruk di Jawa Tengah, bahkan Indonesia. Hambatan apa saja yang dialami petani, ia minta untuk disampaikan langsung agar pemerintah bisa memberikan bantuan fasilitas dan akses pengembangannya.
Setelah meninjau kebun jeruk, kegiatan dilanjutkan dengan dialog dengan seluruh petani jeruk Desa Tanggel di rumah Bapak Samudi. Disini, petani mengungkapkan berbagai permasalahan yang dialami. Diantaranya sulitnya mendapatkan air ketika kemarau datang, sulitnya pupuk, buruknya akses jalan sampai permintaan bantuan pelatihan usaha pengolahan jeruk.
Kepala DPKP Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus menegaskan untuk mencukupi kebutuhan air, Dinas Pekerjaan Umum akan membangun DAM tahun 2017 ini di Desa Tanggel. Sedangkan kelangkaan pupuk pada akhir tahun 2016 kemarin menurutnya memang karena kuota sudah habis. Namun ia percaya di tahun 2017 ini akan tercukupi sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Petani yang telah diajukan.
Adapun Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si menerangkan bahwa tahun 2017 ini akses jalan menuju Desa Tanggel akan diperbaiki oleh DPU dengan anggaran sebesar Rp 1 miliar. Dengan diperbaikinya jalan tersebut, semoga akses distribusi buah semakin lancar dan harga komoditasnya bisa naik.
Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Holtikultura Dr. Ir. Sarwo Edhy MM sendiri menyatakan bahnya pihaknya tertarik dengan potensi jeruk yang ada di Desa Tanggel. Pihaknya berjanji kedepan akan ikut mendukung pengembangan jeruk tanggel. Ia mempersilahkan kelompok tani di Tanggel untuk mengirimkan proposal pengembangan perkebunan jeruk melalui dinas terkait agar usulan bisa disampaikan ke Kementerian Pertanian.
Usai berkunjung ke Kebun Jeruk Tanggel, rombongan bertolak ke Perkebunan Buah milik PT.MSS yang berada di Dukuh Klapanan Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan. Disini pihaknya terpukau dengan hasil buah kelengkeng yang sangat manis dan berukuran besar. Dr. Ir. Sarwo Edhy MM mendukung agar petani lokal setempat bisa ikut mengembangkan kelengkeng yang dihasilkan oleh kebun milik Bambang Suharto dengan membentuk kelompok tani. Kementen RI siap membantu pendanaan terkait hal tersebut.
Kunjungan di Blora diakhiri dengan mendatangi perkebunan buah pisang cavendis di Desa Kedungwaru Kecamatan Todanan. Ia mendukung pengembangan pisang cavendis yang telah merambah pasar Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia. Kedepan ia menyarankan agar pemilik kebun pisang cavendis bisa studi banding ke perkebunan pisang cavendis modern yang ada di Lampung. (Red-HB99/Hms).
Ikut mendampingi dalam kunjungan kerja tersebut Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si beserta Ibu Hj. Ainus Solichah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus, Kabag Humas dan Protokol Setda Blora Achmad Nurhidayat SH, M.Si, MM, dan Forkopimcam Randublatunng.
Setibanya di Desa Tanggel, rombongan berkunjung di kebun jeruk siam milik Suratno yang memiliki luas 2 hektar lebih. Kepada Pak Direktur dan Wakil Bupati, Suratno menjelaskan bahwa dalam melakukan penanaman jeruk, dirinya tidak memerlukan banyak pupuk sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya. Karena tanah merupakan batuan kapur, jeruk yang dihasilkan pun terasa lebih manis.
“Kalau di total satu desa ya ada ribuan pohon jeruk. Setiap pohon jeruk milik saya bisa menghasilkan jeruk hingga 70 kg, bahkan bisa sampai 100 kg. Biasanya dikirim ke Purworejo, Solo, Madiun dan lainnya,” ucap Suratno.
Saat dikunjungi kemarin, banyak pohon yang berbuah lebat. Namun sayangnya belum saatnya panen sehingga belum bisa dipetik. Hanya saja pak Suratno sudah menyiapkan jeruk yang sudah matang hasil pemetikan sehari sebelumnya. Sambil berdialog di tengah perkebunan, rombongan mencicipi kesegaran jeruk yang dihasilkan dari desa tengah hutan jati tersebut.
“Rasaya manis dan segar, padahal ini ditanam secara alami. Belum memakai pupuk dan belum menggunakan teknologi keilmuan tanaman jeruk, namun rasanya sudah bisa bersaing. Apalagi nanti kalau dikembangkan dengan teknologi pertanian yang terbaru, pasti akan menjadi buah unggulan,” kata Dr. Ir. Sarwo Edhy MM.
Dr. Ir. Sarwo Edhy MM berharap kedepan perkebunan jeruk siam di Desa Tanggel bisa dikembangkan menjadi pusat buah jeruk di Jawa Tengah, bahkan Indonesia. Hambatan apa saja yang dialami petani, ia minta untuk disampaikan langsung agar pemerintah bisa memberikan bantuan fasilitas dan akses pengembangannya.
Setelah meninjau kebun jeruk, kegiatan dilanjutkan dengan dialog dengan seluruh petani jeruk Desa Tanggel di rumah Bapak Samudi. Disini, petani mengungkapkan berbagai permasalahan yang dialami. Diantaranya sulitnya mendapatkan air ketika kemarau datang, sulitnya pupuk, buruknya akses jalan sampai permintaan bantuan pelatihan usaha pengolahan jeruk.
Kepala DPKP Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus menegaskan untuk mencukupi kebutuhan air, Dinas Pekerjaan Umum akan membangun DAM tahun 2017 ini di Desa Tanggel. Sedangkan kelangkaan pupuk pada akhir tahun 2016 kemarin menurutnya memang karena kuota sudah habis. Namun ia percaya di tahun 2017 ini akan tercukupi sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Petani yang telah diajukan.
Adapun Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si menerangkan bahwa tahun 2017 ini akses jalan menuju Desa Tanggel akan diperbaiki oleh DPU dengan anggaran sebesar Rp 1 miliar. Dengan diperbaikinya jalan tersebut, semoga akses distribusi buah semakin lancar dan harga komoditasnya bisa naik.
Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Holtikultura Dr. Ir. Sarwo Edhy MM sendiri menyatakan bahnya pihaknya tertarik dengan potensi jeruk yang ada di Desa Tanggel. Pihaknya berjanji kedepan akan ikut mendukung pengembangan jeruk tanggel. Ia mempersilahkan kelompok tani di Tanggel untuk mengirimkan proposal pengembangan perkebunan jeruk melalui dinas terkait agar usulan bisa disampaikan ke Kementerian Pertanian.
Usai berkunjung ke Kebun Jeruk Tanggel, rombongan bertolak ke Perkebunan Buah milik PT.MSS yang berada di Dukuh Klapanan Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan. Disini pihaknya terpukau dengan hasil buah kelengkeng yang sangat manis dan berukuran besar. Dr. Ir. Sarwo Edhy MM mendukung agar petani lokal setempat bisa ikut mengembangkan kelengkeng yang dihasilkan oleh kebun milik Bambang Suharto dengan membentuk kelompok tani. Kementen RI siap membantu pendanaan terkait hal tersebut.
Kunjungan di Blora diakhiri dengan mendatangi perkebunan buah pisang cavendis di Desa Kedungwaru Kecamatan Todanan. Ia mendukung pengembangan pisang cavendis yang telah merambah pasar Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia. Kedepan ia menyarankan agar pemilik kebun pisang cavendis bisa studi banding ke perkebunan pisang cavendis modern yang ada di Lampung. (Red-HB99/Hms).
0 comments:
Post a Comment