Suasana aksi menolak perayaan Hari Valentine oleh IPM Blora di Cepu. |
Cepu, Harianblora.com – Sejumlah puluhan pelajar dari berbagai Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di setiap
kecamatan, se-Kabupaten Blora, Jawa
Tengah melaksanakan aksi menolak Hari
Valentine pada tanggal 12 Februari 2017 kemarin.
Tidak sekadar menggelar
sarasehan, mereka juga melakukan orasi,
pemasangan spanduk deklarasi dan pembagian stiker bersama di jantung kota Cepu, Blora, Jawa Tengah
(12/2/2017).
Sarasehan
yang dilaksanakan pada pagi hari menghadirkan dua pembicara yaitu Ustadz Eka
Wijanarko dari Yayasan Mutiara Insan Cepu dan Ipmawati Alia dari Advokasi IPM
Jawa Tengah. Dalam Sarasehan tersebut para peserta yang didominasi pelajar diberikan
pemahaman dan penyadaran bahwa tidak boleh merayakan valentine. Lebih jauh lagi
mengingatkan bahwa janganlah mendekati zina.
Melalui
aksinya para pelajar ini ingin menyuarakan sebenarnya valentine itu tidak boleh
dilaksanakan karena merupakan budaya luar. Valentine bukan budaya bangsa
Indonesia dan bukan syariat Islam melarang itu.
Aksi
ini dilaksanakan sekarang sebagai antisipasi untuk tanggal 14 Februari tidak
ada lagi yang merayakan valentine, khususnya di Blora. Karena konotasinya
valentine itu negative dan tidak ada manfaatnya sama sekali.
"Alhamdulillah respons para peserta sangat
positif, ada beberapa yang belum tahu bahwa valentine itu haram dan kaget.
Namun setelah tahu mereka tidak ingin lagi merayakan valentine day," jelas
Ipmawati Alia seusai acara sarasehan digelar.
Sementara
itu, salah seorang peserta, Annisa, mengaku menyambut positif aksi tolak hari
valentine ini. Karena menurutnya hari valentine itu tidak ada dalam sejarah
umat Islam. Kebanyakan para remaja merayakan hari valentine karena terbawa dan
ikut-ikutan.
"Dengan
aksi ini sangat bagus untuk memberitahukan kepada remaja-remaja lainnya bahwa
hari valentine itu tidak boleh dirayakan," tandasnya.
Di
bawah pengawalan Polisi Sektor Cepu, aksi dilanjutkan dengan Long march dari
terminal Cepu dan dilanjutkan dengan orasi di sekitaran Tugu Djatikoesoemo Cepu
sembari membagikan stiker gratis kepada para pengguna jalan. Dalam orasinya
Pimpinan Daerah Kabupaten Blora menegaskan menolak Valentines Day karena dapat
merusak moral remaja. “Menguras tenaga, tapi seru dan bangga bisa
memperjuangkan aqidah Islam,” tandas Richard Argadia selaku ketua panitia.
Meskipun
sempat menuai pro kontra dan menjadi
perdebatan di media sosial, secara keseluruhan aksi berlangsung sukses. Aksi
yang sama juga digelar di sejumlah sekolah Muhammadiyah yang lain oleh Pimpinan
Ranting IPM setempat. Sebelumnya pada tanggal 10 Februari 2017 Dinas Pendidikan
Kabupaten Blora juga telah mengeluarkan surat instruksi melarang perayaan
Valentine. Aksi ini akan dilanjutkan dengan pembagian buletin gratis yang
berisi kampanye penolakan Hari Valentine. (Red-HB99/Alia Machmudia).
0 comments:
Post a Comment