Gambar Pramoedya Ananta Toer yang terbuat dari kayu yang dilukis di pameran Gedung Wanita Semarang, Sabut malam (12/11/2016). |
Pada Sabtu malam (12/11/2016), suasana gedung tersebut tampak ramai. Sebab, di hari yang ketiga ini bertepatan malam Minggu yang menjadikan pengunjung dari berbagai daerah memadati di pameran tersebut.
Pramoedya Ananta Toer, merupakan sastrawan terkemuka yang lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 6 Februari 1925. Pram, diketahui telah meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun.
Di jagat seni dan sastra, Pram secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Kakak dari Susilo Toer ini juga telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.
Banyak sekali penghargaan yang didapatkan oleh Pram. Di antaranya yaitu Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988, penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989 dan Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995 serta lainnya.
Bagi warga Blora, Pram dikenal dengan berbagai sudut pandang. Ia pun berhasil merintis perpustakaan bernama PATABA yang kini dilanjutkan oleh adiknya, Susilo Toer.
Di arena pameran tersebut, gambar Pram tampak sedang menulis dengan menggunakan mesin ketik dan ia berkacamata. Di samping gambar juga ada tulisan dari kata-kata Pram yang terkenal yaitu “Menulis adalah Keberanian” yang menarik perhatian pengunjung.
Seperti diketahui, perjalanan Pram dari ia menekuni sastra sampai meninggal dan banyak karyanya diterjemahkan ke bahasa asing, menjadi sejarah yang tak pernah terlupakan di dunia literasi maupun politik dan akademik serta sastra.
Tidak heran, kaos, buku, minatur dan foto Pram, selalu dipakai hampir semua sastrawan dan penyair. Salah satunya dalam event “Pesta Semarang Sejuta Buku” yang berlangsung mulai 9 November 2016 dan akan berakhir besuk 15 November 2016.
Pameran buku yang digelar Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Semarang ini, secara konsep, di depan gedung disediakan panggung utama, lalu di pintu masuk ada gambar Pram dengan tulisan menarik, dan di samping ada pintu masuk yang terbuat dari televisi bekas.
Menariknya, pameran buku ini diikuti oleh dari 300 penerbit yang akan tersebar di 30 Stand. Serta akan memberikan potongan harga sampai dengan 87 persen. (Red-HB99/Foto: DMW).
0 comments:
Post a Comment