Foto (Dari kiri) Boy Candra, Rey, Heru Erlangga, Muhammad Fadhli, sedang diskusi saat proses produksi lagu Raso Indak Tatahankan. (Dokumentasi DIATUNES Artist Management). |
"Sependengaran saya, lirik lagu-lagu Minang saat ini tidak banyak yang temanya baru, seperti lagu Raso Indak Tatahankan, ini juga pengulangan tema besar yang sudah ada. Namun saya memberikan nuansa baru pada nada lagunya. Semoga hal seperti ini juga dapat dilakukan oleh para pelaku musik di Minangkabau, agar lebih berani menawarkan selera baru untuk para penikmat musik tradisi kita ini. Dan ini tentu menjadi tugas kita bersama, terutama bagi para generasimudanya," kata Boy Candra, penulis lagu Raso Indak Tatahankan, ketika diwawancarai (3/8/2016).
Lagu Raso Indak Tatahankan ini diaransemen dengan memadukan musik tradisi Minangkabau dengan genre musik Rock and Blues.
"Sangat jarang pelaku musik tradisi di Minangkabau yang mau keluar dari zona aman. Mereka masih bertahan dengan gaya aransemen musik dari era tahun delapan puluhan. Sedangkan selera pasar bisa saja butuh sesuatu yang. Kita bisa menyontoh seperti penyanyi Buset, yang berani keluar dari zona aman itu dan sudah membuktikan kesuksesannya pada album-album lagu yang mereka pasarkan," tambah Boy Candra, yang juga penulis buku, putera daerah Kapa, Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Mengkaji musik Minang asli, sebenarnya bermula pada tahun 635 Masehi, dengan aliran qasidah bertujuan sebagai media untuk penyebaran agama Islam di Sumatera Barat. Saat itu alat musiknya masih terbatas pada alat musik pukul, seperti batu, kayu, bambu dan rebana. Dan musik Minang modern dimulai oleh grup musik Gumarang, Kumbang Tjari, Teruna Ria dan beberapa lainnya pada tahun 1955, dengan aliran musik Dangdut dan Melayu. Alat-alat musik modern dari Eropa sudah mulai digunakan saat itu, seperti Biola, Gitar, Saxophone, Flute, Trompet dan lainnya.
"Musik tradisi Minang boleh saja diaransemen dengan berbagai aliran, seperti Jazz atau lainnya. Asal rentak Minangnya tidak dihilangkan, baik dalam melantunkan lagunya juga pada permainan saluang, talempong, bansi, gondang serta penggunaan alat musik tradisional Minangkabau lainnya," kata Soni Maryanto, pemilik studio musik Soni Audeo Record yang memroduksi lagu Raso Indak Tatahankan.
Sejak dirilis, lagu Raso Indak Tatahankan mendapat respon yang baik dari para generasimuda dan umum.
“Lagu Raso Indak Tatahankan mengusung jenis musik Minang yang benar-benar segar dan baru. Modern dan muda, namun tetap tidak meninggalkan unsur tradisi dalam musiknya. Aransemen Heru Erlangga benar-benar menawarkan napas yang berbeda terhadap perkembangan musik Minang sekarang ini. Ketika penggemar musik di Indonesia saat sekarang memiliki selera musik beragam. Generasimuda tengah menikmati genre RnB, pop, jazz dan blues, akhir- akhir ini. Heru Erlangga menjawab tantangan tersebut dengan mengolaborasikan salah satu genre tersebut dengan musik tradisi Minang pada lagu ini. Musik modernnya terdengar kuat, tetapi Minangnya tak tenggelam. Harapan saya terhadap perkembangan musik Minang ke depannya adalah muncul dan terciptanya warna musik tradisi Minang yang baru dan segar untuk masyarakat, seiring munculnya seniman musik Minang yang berani membawa musik Minang lebih berkelas dan modern, sesuai perkembangan selera musik masyarakat Indonesia saat ini, khususnya di Minangkabau,” Kata Rey, artis penyanyi Minang dari Diatunes Artist Management. (Red-HB99).
0 comments:
Post a Comment