Yani Mandela (tengah) bersama Muhammad Fadhli (kiri) dan Mohardo (kanan) dari Diatunes Artist Management. (Dokumentasi MOHARDO). |
Pada Album Lagu Exclusive Lebong ini, Yani Mandela mengajak satu penyanyi perempuan asal Lebong untuk berduet dengannya. Calon penyanyi itu direkrut lewat audisi yang masih sedang dilakukan pada bulan Juli 2016 ini.
"Pada album ini saya mengajak satu penyanyi perempuan. Seandainya album ini sukses, saya berencana akan mengajak lebih banyak lagi generasimuda Kabupaten Lebong, asalkan mereka punya kemauan dan ingin berjuang untuk mengembangkan adat budaya Lebong. Semoga lewat jalan ini, saya bisa membagi pengalaman saya dalam meniti karir musik di tanah rantau, karena saya ingin generasimuda Lebong tidak jalan di tempat dalam mengembangkan bakat musik yang mereka punya," kata Yani Mandela yang baru saja merilis lagu religi 'Mohon Ampunan' di bulan ini dan sudah dipasarkan di platform IslamicTunes, Malaysia.
Sepuluh lagu yang sudah dipersiapkan untuk Album Lagu Exclusive Lebong ini berjudul; Sadei Keme, Pesen Tun Tuai, Dalen Belek, Kuat Mena'o Bi Luyen Ca'o, Tebo Bi Te'ang, Nge'tee'm, Meto Bioa Paliak, Rimbo Penghadang, Swarang Patang Stumang, dan Bulen Puaso Bilai Rayo. Lagu-lagu ini ditulis oleh Yani Mandela, dan sebagiannya ditulis bersama dengan para komposer dari Lebong; Rama Lesko, Endri Rihando dan Rio Topos.
"Saya memandang Lebong itu adalah sebuah negeri yang kaya akan seni budaya, dan kaya dengan SDA dan SDM-nya, namun kurang digali dan diekspos, sehingga seperti mutiara terpendam jadinya. Saya tidak ingin para generasimuda Lebong lupa pada adat serta budaya mereka. Meskipun kita di ujung provinsi tapi kita bersinar. Ibarat intan yang kecil susah dicari dan mahal harganya. Dan saya sangat mengharapkan Pemerintahan Provinsi Bengkulu dan Pemerintahan Kabupaten Lebong memberikan dukungan nyata pada proses kreatif kami ini," kata Yani Mandela yang pernah sukses dengan lagu Minangnya, Cinto Tapaso, produksi Soni Audeo Record, Padang
Album Lagu Exclusive Lebong ini diproduseri oleh Anima Production dan direncanakan akan dipasarkan dalam format VCD.
"Lewat album ini saya ingin mengenalkan Lebong akan keramahan penduduknya serta keindahan alam dan budayanya, agar dikenal secara luas, untuk merangsang kunjungan para wisatawan domestik dan mancanegara. Sangat saya harapkan, Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Pemerintah Kabupaten Lebong agar bersedia menjadi sponsor utama pada album ini," kata Yani Mandela menambahkan.
Meskipun album lagu ini menonjolkan nama Lebong dan lirik lagunya berbahasa Lebong, namun lagunya bertema kearifan lokal Bengkulu, seperti legenda yang melekat di masyarakat, keindahan alam, kuliner serta isu sosialnya.
"Saya mengenal Yani Mandela sebagai seorang pemusik yang tabah. Dia mempunyai kepribadian yang ulet dan pekerja keras. Setiap idenya, dengan bersungguh-sungguh ia berusaha untuk mewujudkannya dan ia tak mengenal putus asa. Yani Mandela adalah salah satu kekayaan SDM yang dimiliki Bengkulu, semoga perjuangannya untuk melestarikan dan mengenalkan kekayaan seni, alam serta budaya yang dimiliki Bengkulu ini, mendapat perhatian khusus dari Pemerintah," kata Muhammad Fadhli, Owner and Founder Diatunes Artist Management, yang dipercaya untuk mengurus keartisan Yani Mandela. (Red-HB99).
0 comments:
Post a Comment