anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Amelia Anggraini |
"Jangan mengedepankan aspek kuantitatif saja tapi aspek kualitatifnya dikesampingkan," ujarnya melalui pesan singkatnya, Selasa (24/5).
Hal tersebut di ungkapkannya dalam menanggapi berbagai keluhan Pengurus Besar PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan IDI Wilayah Jawa Barat pada waktu rapat dengar pendapat dengan Komisi IX, Senin (23/5) kemarin.
Amel menjelaskan bahwa dengan 75 Fakultas Kedokteran yang ada sebelum dan kemudian oleh Kemenrisdikti menambahkan delapan FK baru maka jumlah lulusan kedokteran harusnya bisa diatur distribusinya. Kalau misalkan alasannya pergitungan kerja idealnya per satu dokter melayani 1.100 penduduk tapi kenyataannya saat ini melayani 2.270 penduduk, artinya ada manajemen yang salah.
"Rasio dokter di Indonesia sudah melampaui target. Mereka sebagian besar menumpuk di perkotaan," tegasnya.
Oleh karena itu menurut Amel, permasalahan di Indonesia bukan jumlah dokternya yang kurang, tetapi sebarannya yang tidak merata. Tidak meratanya sebaran, disebabkan masih kurangnya kemampuan fiskal dan komitmen kementerian kesehatan di daerah.
"Masih ada puskesmas yang tidak punya dokter sama sekali, terutama di desa-desa terpencil," ungkapnya.
Oleh sebab itu Amelia meminta adanya kerjasama antar lembaga terkait, seperti Kemenkes, Kemenristek, dan Kemendagri, dalam pendistribusian dokter agar merata dengan memperhatikan berbagai aspek terutama menyangkut infrastruktur kesehatan, fasilitas kesehatan, sarana dan prasaran, serta kesejateraan untuk para dokter itu sendiri. (Red-HB99).
0 comments:
Post a Comment