Bagi Nathia Lensy, menjadi model nude memang tidak harus buka-bukaan. Sebab, menurut model asal Solo tersebut, hal itu bertentangan dengan hati nuraninya.
“Kalau kostumnya unyu-unyu, masak yo galak? Kalau seksi itu kan berani buka-bukaan, misalnya pakai daleman tok, itu model nude,” papar dia kepada Harian Blora, Jumat (1/1/2016).
Terus, kata dia, dadanya dilihatin nah itu bisa dibilang menantang.
“Kalau sudah model telanjang, itu namanya model KT atau biasa disebut nude,” ujar dara cantik kelahiran 1998 tersebut.
Aku tidak memilih buka-bukaan karena itu bertentangan dengan hati nuraniku, lanjut dia, aku nggak suka, dan malu pada diri sendiri kalau harus buka-bukaan.
Kalau pacar, pastilah melarang apalagi ortu aku. Aku punya ortu yang harus aku jaga nama baiknya,” ujar perempuan yang sudah mendapat job pemotretan di luar Jawa termasuk Kalimantan dan Balikpapan tersebut.
Untuk sekarang, kata dia, aku lagi belajar catwalk.
“Tinggiku sih 160, soalnya kalau catwalk nggak harus 165 sih, wong temenku nggak ada 160 aja bisa jadi model catwalk kok,” beber pelajar SMK Jogjakarta tersebut.
Aku nggak ada kiat khusus buat dapat job sih, kata dia, semua mengalir apa adanya.
“Aku kan masuk kategori face mood. Jadi mood wajahku harus main,” beber dia.
Kalau model nude, badannya yang main. “Perbedaan face mood sama model nude itu bergantung kostumnya juga, kalau yang yang tomboi bisa digalak-galakin,” pungkas dia. (Red-HB99/Foto: Lensy/Harian Blora).
“Kalau kostumnya unyu-unyu, masak yo galak? Kalau seksi itu kan berani buka-bukaan, misalnya pakai daleman tok, itu model nude,” papar dia kepada Harian Blora, Jumat (1/1/2016).
Terus, kata dia, dadanya dilihatin nah itu bisa dibilang menantang.
“Kalau sudah model telanjang, itu namanya model KT atau biasa disebut nude,” ujar dara cantik kelahiran 1998 tersebut.
Aku tidak memilih buka-bukaan karena itu bertentangan dengan hati nuraniku, lanjut dia, aku nggak suka, dan malu pada diri sendiri kalau harus buka-bukaan.
Kalau pacar, pastilah melarang apalagi ortu aku. Aku punya ortu yang harus aku jaga nama baiknya,” ujar perempuan yang sudah mendapat job pemotretan di luar Jawa termasuk Kalimantan dan Balikpapan tersebut.
Untuk sekarang, kata dia, aku lagi belajar catwalk.
“Tinggiku sih 160, soalnya kalau catwalk nggak harus 165 sih, wong temenku nggak ada 160 aja bisa jadi model catwalk kok,” beber pelajar SMK Jogjakarta tersebut.
Aku nggak ada kiat khusus buat dapat job sih, kata dia, semua mengalir apa adanya.
“Aku kan masuk kategori face mood. Jadi mood wajahku harus main,” beber dia.
Kalau model nude, badannya yang main. “Perbedaan face mood sama model nude itu bergantung kostumnya juga, kalau yang yang tomboi bisa digalak-galakin,” pungkas dia. (Red-HB99/Foto: Lensy/Harian Blora).
0 comments:
Post a Comment