Ilustrasi |
Penulis adalah Danramil Kepung-Kodim 0809/Kediri
Kehadiran sosok buaya putih, selalu diidentikkan dengan makhluk astral maupun hal-hal cenderung ke arah dunia mistis atau supranatural. Pada akhirnya anggapan atau asumsi itupun berkembang dikalangan masyarakat menjadi mitos atau urban legend yang tidak ada bukti otentik untuk mendukung keabsahannya. Kalaupun ada bukti yang dapat dilihat, itupun hanyalah sekedar gambar atau foto hoax, sedangkan cerita yang berkembang masih perlu didukung bukti “real”, yang bisa dipertanggungjawabkan.
Begitu banyak mitos tentang keberadaan buaya putih di sungai brantas di kalangan masyarakat, dengan berbagai versi yang dikondisikan dengan situasi yang ada, bahkan ada juga yang mengarah ke ranah percaturan dunia poltik, kendati secara akal sehat sulit diterima kebenarannya, karena dunia supranatural sama sekali tidak berhubungan dengan dunia poltik, kalaupun toh dipaksakan hubungannya, lebih cenderung pada cerita yang mengada-ngada.
Salah satu cerita klasik yang berkembang dimasyarakat adalah penampakan siluman buaya putih di Sungai Brantas. Menurut keterangan beberapa masyarakat sekitar sungai Brantas, penampakan siluman menyerupai buaya tetapi tubuhnya berwarna putih. Sosok itu terlihat berenang di tengah-tengah sungai. Konon ketika sosok tersebut menampakkan diri, berarti ada masyarakat yang akan menjadi korban, bisa jadi orang tewas tenggelam di sungai atau akan ada tumbal manusia yang dijadikan persembahan penghuni Sungai Brantas.
Yang lebih ekstrim lagi adalah cerita openampakan buaya putih yang berada dipingiran sungai brantas dalam keadaan setengah tidur dan setengah sadar, bisa menjadi pertanda adanya perubahan politik yang ada di Kediri, bahkan ada yang dengan berani mengasumsikan adanya perubahan politik ditingkat nasional.
Kesimpulan di kalangan masyarakat itu sendiri ,kemunculan buaya putih bisa menjadi pertanda baik, bisa juga menjadi pertanda buruk, itulah mitos yang berkembang saat ini. Bila ditilik kebenarannya, perlu diambil sikap dalam mengambil setiap cerita yang beredar, yaitu dengan akal sehat dan nalar.
Dari sejumlah kitab-kitab Kuno Jawa di era abad 12-13 M, makhluk buaya putih itu sendiri sama sekali tidak berkaitan dunia supranatural, bahkan hanya dianggap sebagai binatang yang sewajarnya. Tetapi pada kitab-kitab Kuno Jawa era abad 15-16 M, muncul cerita-cerita yang mengarahkan sosok buaya putih sebagai makhluk gaib. Memang belum ada satupun yang bisa mengungkap kebenaran fenomena atau setidaknya mengabadikan sosok siluman buaya putih, dan hingga kini keberadaan siluman itu masih menjadi misteri.
Di era tahun 80an ,banyak sekali beredar film-film bergenre horor yang berlatarbelakang kemunculan sosok buaya putih, dengan alur cerita yang mencecar habis-habisan bahwa makhluk ini berkonotasi mistis dan berdampak negatif. Tidak hanya di era tahun 80an saja, film-film itu kembali bermunculan di era tahun 2000an ,tatkala dengan design berlatarbelakang teknologi gambar kearah 3D, tetapi alur cerita masih tetap sama ,yaitu lebih mengedepankan horor ketimbang kejelasan bukti nyata keberadaan buaya putih itu.
Namanya juga mitos, tentu saja tidak perlu bukti, kalau bisa dibuktikan bukan mitos namanya.
ReplyDeletePeace salammmm....