Penjual ungker di hutan Sambong Blora, Kamis (31/12/2015). |
Bagi masyarakat yang tidak asli Blora, pasti kaget dan heran jika melihat orang Blora mengonsumsi ungker, baik yang digoreng maupun dipepes.
"Kalau orang di sini ya biasa memakannya," ungkap Ratmini, penjual ungker di Jalan Cepu-Sambong Blora, Kamis (31/12/2015).
Kepada Harian Blora, ibu tersebut menjelaskan bahwa untuk harga ungker sampai berita ini ditulis, per gelas Rp.10.000 sampai Rp.30.000.
"Saya jualnya gelasan, pergelas ya Rp.10.000 sampai Rp.30.000," ungkap dia di sela-sela melayani pembeli.
Dikatakannya, ungker membawa berkah bagi warga setempat. Saat musim seperti ini, ia bersama dua anaknya dan suaminya, bisa meraup rupiah hingga Rp.560.000 per harinya.
"Kalau pas mahal bisa Rp.1.000.000 lebih per harinya," tandas perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai petani tersebut.
Sementara itu, Sumardjan, pembeli ungker asal Desa Tambahrejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, mengatakan bahwa tradisi memakan ungker bagi warga Blora memang sudah lazim. Meskipun bagi orang umum menjijikkan, akan tetapi kuliner menarik tersebut sebenarnya sudah membudaya sejak dulu.
"Kalau orang Blora ya sudah doyan semua, tapi ya tidak semua doyan, hanya orang-orang tertentu dan hobi saja. Namun kalau ungker pasti orang ora mengenalnya," beber pria yang berprofesi sebagai guru tersebut.
Dikatakannya, ungker adalah salah satu jenis ulat bulu yang belum sempurna menjadi ulat, sehingga menjadi konsumsi warga Blora.
"Bisa digoreng, dipepes, dimasak biasa dengan resep dan bumbu sendiri juga bisa. Tapi kalau dimakan mentahan ya nggak ada yang doyan," pungkas dia. (Red-HB99/Foto: IBK/Harian Blora).
Alhamdulillah musim ungker kali ini dapat kiriman..karena kiriman lumayan banyak jd bisa makan2 bareng temen kantor..pada bilang enak meskipun banyak yang pertama kali nyoba..
ReplyDelete