Blora, Harianblora.com - Sukarti, warga Weru, Temurejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora telah bertahun-tahun berjualan lontong tahu, dan lontong sayur yang merupakan makanan tradisional khas Kabupaten Blora.
Usianya telah mencapai 70 tahun, dan telah memiliki 2 orang cucu dari anak angkat yang telah dia rawat sejak usia 3 tahun hingga besar dan memiliki 2 orang anak.
Lokasi berjualannya di Pasar Pon, Blora yang merupakan pasar ternak terbesar di Kabupaten Blora. Tepatnya, ia berjualan di komplek timur Pasar Pon.
Tiap 5 hari sekali, tepatnya pada hari Pon dia selalu berjualan di Pasar Pon. Cukup dengan membayar uang retribusi sebesar 2000 rupiah, dia sudah dapat berjualan guna menyambung hidupnya.
Cukup 6000 rupiah untuk satu porsi lontong tahu, namun cita rasa yang disuguhkan bagaikan makanan kelas lestoran mewah. Sentuhan tangan Sukarti telah merubah bumbu kacang yang sederhana menjadi cita rasa luar biasa khas lontong tahu Blora.
Mirisnya di kehidupannya yang sederhana, dia justru tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, semisal BLT atau sejenisnya. Dia mengungkapkan, beberapa tetangganya yang memiliki banyak sapi, sepeda motor, bahkan pick up justru memperoleh bantuan dari pemerintah. Sedangkan dia hanya dapat mengelus dada. (Red-HB33/Foto: Harianblora.com).
Usianya telah mencapai 70 tahun, dan telah memiliki 2 orang cucu dari anak angkat yang telah dia rawat sejak usia 3 tahun hingga besar dan memiliki 2 orang anak.
Lokasi berjualannya di Pasar Pon, Blora yang merupakan pasar ternak terbesar di Kabupaten Blora. Tepatnya, ia berjualan di komplek timur Pasar Pon.
Tiap 5 hari sekali, tepatnya pada hari Pon dia selalu berjualan di Pasar Pon. Cukup dengan membayar uang retribusi sebesar 2000 rupiah, dia sudah dapat berjualan guna menyambung hidupnya.
Cukup 6000 rupiah untuk satu porsi lontong tahu, namun cita rasa yang disuguhkan bagaikan makanan kelas lestoran mewah. Sentuhan tangan Sukarti telah merubah bumbu kacang yang sederhana menjadi cita rasa luar biasa khas lontong tahu Blora.
Mirisnya di kehidupannya yang sederhana, dia justru tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, semisal BLT atau sejenisnya. Dia mengungkapkan, beberapa tetangganya yang memiliki banyak sapi, sepeda motor, bahkan pick up justru memperoleh bantuan dari pemerintah. Sedangkan dia hanya dapat mengelus dada. (Red-HB33/Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment