Kegiatan warga Nglebak Blora saat musim panen padi |
Dari data yang dipaparkan Bambang, perangkat Desa Nglebak, sampai 2014 kemarin, ada sekitar 6000 penduduk dari 600 KK (Kepala Keluarga) yang ada, hanya sekitar 5 persen yang berpendidikan tinggi, itu saja program kuliah UT atau Universitas Terbuka. (Baca juga; Desa Nglebak Sangat Terpencil di Blora).
"Ya kebanyakan para guru yang belum S1, kalau lulusan SMA yang kuliah reguler masih jarang," beber dia kepada Harian Blora tak lama ini saat dikunjungi di rumahnya.
Untuk listrik, kata dia, baru ada sekitar empat tahun yang lalu. "Kalau listrik alhamdulillah ada, tapi kalau sinyal HP dan internet sangat susah," ujar pria dari tiga anak tersebut.
Semua kebutuhan rumah tangga, bahan makanan, pakaian, hingga alat elektronik didapatkan dari Ngawi karena lebih dekat. "Untuk ke Ngawi itu perlu berjalan naik sepeda motor 7 KM, kalau ke Randublatung ya butuh waktu 3 jam wong sekitar 27 KM dari sini," tukas dia.
Semua warga Nglebak, hampir 90 persen setelah lulus SMP kebanyakan sekolah di Ngawi. "Kalau yang kuat sekolah ya sekolah, kalau yang gak kuat ya kerja," terang Kamituwo Desa Nglebak tersebut.
Secara administratif, Desa Nglebak terbagi atas empat dukuh, yaitu Dukuh Nglebak, Dukuh Kalikangkung, Dukuh Plumbon dan DUkuh Ngandong.
Ironisnya, masih banyak warga yang hidup tanpa mengenal peradaban. Bahkan, mereka tak tahu siapa nama Bupati Blora dan belum pernah melihat Alun-alun Blora karena tak pernah ke Blora. Mereka justru akrab dengan Ngawi karena lebih intens ke sana saat belanja kebutuhan sehari-hari. Tak hanya dari Ngawi, banyak juga penjual garam dan terasi yang datang dari Juwana Pati dengan membawa mobil.
"Di sini itu masih banyak warga yang belum kenal Bupati Blora," kata Bambang.
Bahkan, ia menuturkan, dulu saat Bupati Ngawi kunjungan ke lokasi Desa Nglebak, dikiranya desa tersebut masih bagian dari Kabupaten Ngawi.
"Di sini sebenarnya menarik untuk wisata, karena dekat dengan Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Di sini juga dua lokasi PLTS," beber pria tersebut. (Baca juga: Desa Nglebak Blora Pantas Jadi Desa Wisata Lintas Provinsi).
Bambang berharap, ke depan perlu pembenahan infrastruktur yang lebih mengena dan merata sampai ke pelosok di daerah tersebut, terutama berkaitan dengan pendidikan, jalan raya, dan ekonomi masyarakat.
"Kalau yang sering ke Blora ya paling para guru dan perangkat, itu pun lewatnya kalau naik mobil rombongan ya lewat Ngawi-Bojonegoro-Cepu baru Blora Kota," beber dia.
Di sini itu, kata dia, jarang tersentuh media. "Kemarin itu sempat ada dari TVRI, itu pun liputan orang miskin dan pinggiran," ujar dia. (Red-HB33/Foto: IBK/Harian Blora).
Berikut foto-foto Desa Nglebak yang berhasil dikumpulkan Harian Blora:
0 comments:
Post a Comment