Blora, Harianblora.com - Syarat jadi model hebat tak bisa instan. Demikian ungkapan Feni Marta Tri Atmaja, salah satu model Blora yang kini meniti karier di dunia permodelan. Kepada Harianblora.com, Selasa (14/4/2015), Feni mengatakan bahwa menjadi model hebat sangat butuh perjuangan yang tak mudah.
"Jadi model sungguhan, itu harus jelas dia pernah juara apa, dapat job di event berapa kali, juga dia ada standar pemotretan atau tidak," jelas perempuan tersebut.
Meskipun sudah mendapat job beberapa kali dan sudah meraih juara berkali-kali, namun Feni tetap tidak sombong dan masih mengaku dalam tahap belajar. "Masih belajar dan masih merangkak lah intinya gitu," tegas Feni.
Seperti diketahui, saat ini banyak sekali perempuan-perempuan yang mengaku model. "Sekarang banyak banget yang mengaku model. Difoto SLR sudah mengaku model, padahal difoto itu buat latihan tanpa dibayar," tukas dia.
Bahkan, di media sosial saat ini juga bejibun banyak perempuan mengaku model. "Mereka tanpa tahu model yang sebenarnya itu seperti apa," jelas dia.
Model, menurut Feni yang saat ini duduk di semester 2 Poltekkes Kemenkes Semarang ini, harus punya standar sendiri. "Model harus siap menggunakan segala bentuk kostum di suatu konsep pemotretan," jelas dia. Hal itupun menurut Feni harus sopan dan masih dalam ukuran kewajaran.
Tak Instan dan Harus Berjuang Keras
Feni sepakat, jika jadi model memang tak instan dan harus berjuang dan modal banyak. "Kalau setahuku, yang dinamakan model, dia sebelumnya sudah pernah terjun langsung, sering dapat prestasi tentang seputar fashion," terang dia.
Selanjutnya, lanjut dia, sebelum jobnya deal, biasanya aku tanya dulu foto gimana, konsep seperti apa, spot di mana, berapa FG, feenya berapa. "Kalau cocok tak ambil, kalau gak ya sudah," tegas Feni. Menurut Feni, tiap model memiliki standarnya sendiri. "Kalau aku sih standar, aku model yang gak bisa dianeh-anehin," paparnya.
Dalam foto, menurut Feni boleh saja seksi. "Tapi seksi yang standar dan tidak buka-bukaan," jelasnya.
Feni, bisa seperti ini juga karena sudah konsen dan mendalami sejak kecil. "Aku awalnya kan bukan di dunia fotografi, tapi sekolah modeling di Catwalk," tukasnya.
Syarat model selanjutnya menurut Feni adalah sudah pro dan memiliki standar sendiri. "Itu pun harus jelas, apa termasuk freelance apa ikut management," bebernya.
Model yang baru saja dapat job di event Nikon Jateng tersebut manyatakan, rata-rata komunitas model di Jawa Tengah juga memiliki standar masing-masing dan menjadi model tidak asal-asalan.
"Intinya tiap orang bisa jadi model, tapi model yang bagaimana, gitu," tukas Feni.
Semua perjuangan sudah dilakukan Feni. Di awal kariernya, ia juga pernah dibayar Rp. 200.000 yang saat ini juga sudah naik, karena ia memiliki standar fee sendiri. "Tiap model yang profesional punya standart fee sendiri. Aku punya standar sendiri, begitu pula dengan model lain," tandas model Bumi Samin tersebut.
Yang dimaksud tak bisa instan itu, menjadi model menurut Feni harus dari nol. Butuh belajar, ketekunan, ikut les atau pendidikan dan tak kalah penting harus modal yang tak sedikit. "Kalau pengen naik cepat ya gampang, foto telanjang juga pasti dicari FG. Tapi yang kayak gitu, mudah naik dan mudah turun bahkan dilecehkan," tegas mahasiswi tersebut.
Ibarat anak, untuk bisa berjalan tegak harus melalui proses dan tidak instan. Begitulah kira-kira syarat dan perjuangan menjadi model seperti yang digambarkan Feni. "Bukan hanya tenaga dan fisik saja, tapi materi yang menurutku gak sedikit," tegasnya. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com).
Feni saat foto di salah satu event. |
"Jadi model sungguhan, itu harus jelas dia pernah juara apa, dapat job di event berapa kali, juga dia ada standar pemotretan atau tidak," jelas perempuan tersebut.
Meskipun sudah mendapat job beberapa kali dan sudah meraih juara berkali-kali, namun Feni tetap tidak sombong dan masih mengaku dalam tahap belajar. "Masih belajar dan masih merangkak lah intinya gitu," tegas Feni.
Seperti diketahui, saat ini banyak sekali perempuan-perempuan yang mengaku model. "Sekarang banyak banget yang mengaku model. Difoto SLR sudah mengaku model, padahal difoto itu buat latihan tanpa dibayar," tukas dia.
Bahkan, di media sosial saat ini juga bejibun banyak perempuan mengaku model. "Mereka tanpa tahu model yang sebenarnya itu seperti apa," jelas dia.
Model, menurut Feni yang saat ini duduk di semester 2 Poltekkes Kemenkes Semarang ini, harus punya standar sendiri. "Model harus siap menggunakan segala bentuk kostum di suatu konsep pemotretan," jelas dia. Hal itupun menurut Feni harus sopan dan masih dalam ukuran kewajaran.
Tak Instan dan Harus Berjuang Keras
Feni sepakat, jika jadi model memang tak instan dan harus berjuang dan modal banyak. "Kalau setahuku, yang dinamakan model, dia sebelumnya sudah pernah terjun langsung, sering dapat prestasi tentang seputar fashion," terang dia.
Selanjutnya, lanjut dia, sebelum jobnya deal, biasanya aku tanya dulu foto gimana, konsep seperti apa, spot di mana, berapa FG, feenya berapa. "Kalau cocok tak ambil, kalau gak ya sudah," tegas Feni. Menurut Feni, tiap model memiliki standarnya sendiri. "Kalau aku sih standar, aku model yang gak bisa dianeh-anehin," paparnya.
Dalam foto, menurut Feni boleh saja seksi. "Tapi seksi yang standar dan tidak buka-bukaan," jelasnya.
Feni, bisa seperti ini juga karena sudah konsen dan mendalami sejak kecil. "Aku awalnya kan bukan di dunia fotografi, tapi sekolah modeling di Catwalk," tukasnya.
Syarat model selanjutnya menurut Feni adalah sudah pro dan memiliki standar sendiri. "Itu pun harus jelas, apa termasuk freelance apa ikut management," bebernya.
Model yang baru saja dapat job di event Nikon Jateng tersebut manyatakan, rata-rata komunitas model di Jawa Tengah juga memiliki standar masing-masing dan menjadi model tidak asal-asalan.
"Intinya tiap orang bisa jadi model, tapi model yang bagaimana, gitu," tukas Feni.
Semua perjuangan sudah dilakukan Feni. Di awal kariernya, ia juga pernah dibayar Rp. 200.000 yang saat ini juga sudah naik, karena ia memiliki standar fee sendiri. "Tiap model yang profesional punya standart fee sendiri. Aku punya standar sendiri, begitu pula dengan model lain," tandas model Bumi Samin tersebut.
Yang dimaksud tak bisa instan itu, menjadi model menurut Feni harus dari nol. Butuh belajar, ketekunan, ikut les atau pendidikan dan tak kalah penting harus modal yang tak sedikit. "Kalau pengen naik cepat ya gampang, foto telanjang juga pasti dicari FG. Tapi yang kayak gitu, mudah naik dan mudah turun bahkan dilecehkan," tegas mahasiswi tersebut.
Ibarat anak, untuk bisa berjalan tegak harus melalui proses dan tidak instan. Begitulah kira-kira syarat dan perjuangan menjadi model seperti yang digambarkan Feni. "Bukan hanya tenaga dan fisik saja, tapi materi yang menurutku gak sedikit," tegasnya. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment