Blora, Harianblora.com – Penyebaran ISIS lewat
pendidikan harus diblokir. Sebagai salah satu penyebar ajaran dan faham
sesat, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) harus diputus karena meresahkan
dunia pendidikan. Hal itu disampaikan Dian Marta Wijayanti, Asesor USAID
Prioritas Jawa Tengah, Rabu (1/4/2015). Ia menjelaskan, sekolah saat ini menjadi incaran penyebaran ajaran kekerasan.
“Ajaran radikal
beberapa waktu lalu beredar di buku PAI dan Budi Pekerti di Jombang. Jika dibiarkan,
maka akan menyebar ke seluruh Indonesia,” ujar guru muda tersebut.
Yang diblokir, kata Dian, seharusnya tak hanya
situs-situs berbau radikal. “Namun juga buku-buku yang berisi konten ajaran
radikal,” beber penulis buku Siapkah Saya Menjadi Guru SD Revolusioner
tersebut.
Lulusan terbarik PGSD Unnes ini mengatakan, pengaruh
radikal sangat berbahaya bagi negara. “Pola
pikir fanatik dan
sempit dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Sekolah sebagai wadah
belajar yang heterogen tidak seharusnya diisi materi-materi fanatik yang
mengandung SARA. Di dalam sekolah, siswa diajarkan perbedaan karena dari sana
siswa dapat belajar saling menghargai,”
tandas alumnus SMA Negeri 1 Blora tersebut.
Sekolah, kata Dian, harus mewaspadai penyebaran faham radikal ISIS maupun berbentuk ajaran kekerasan yang memprovokasi pelajar. "Guru dan keluarga harus sinergi, mereka perlu membangun komunikasi agar tidak hanya mengandalkan pihak sekolah," bebernya.
Konten radikal,
lanjut Dian, yang terdapat dalam buku dapat
menghasilkan tidak hanya perpecahan tapi juga permusuhan. Apalagi bagi siswa
yang belum bisa menyortir isi buku. Lingkungan akan memberikan pengaruh besar
bagi perkembangan siswa.
“Lingkungan yang baik
akan membentuk siswa yang bijak. Sebaliknya, lingkungan yang buruk dapat menjadi
cikal dari keburukan berikutnya,” pungkas
dia. (Red-HB13/Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment