Judul : Gus Dur di Mata Perempuan
Penulis : Sri Mulyati, dkk.
Editor : Ala’i Nadjib
Penerbit : Gading
Tahun : 2015
Tebal : xxx+296
ISBN : 978-602-14913-9-3
Siapa yang tak
mengenal sosok Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur? Tokoh cerdas dan
nyentrik ini dikenal luas karena gagasan atau pemikirannya tentang pluralisme, liberalisme,
kesetaraan gender, maupun demokrasi. Meski sosok Gus Dur telah wafat, namun
pemikiran-pemikiran beliau tetap hidup dan terus dijadikan sebagai bahan
berbagai kajian-kajian keilmuan hingga kini.
Buku berjudul Gus
Dur di Mata Perempuan ini mendokumentasikan pemikiran Gus Dur terkait
kesetaraan gender, feminisme, dan pembelaan terhadap kaum lemah. Uniknya,
dokumentasi itu dilakukan oleh para tokoh perempuan. Baik dari kalangan
keluarga, sahabat, maupun berbagai pihak yang pernah mengenal dan memiliki
pengalaman personal dengan beliau.
Pengalaman-pengalaman
tersebut direkam lewat kumpulan tulisan yang menarasikan pemikiran Gus Dur.
Kumpulan tulisan itu sendiri, dalam buku ini terbagi dalam berbagai fokus atau
bab. Diantaranya Gus Dur dan Keluarga, Gus Dur dan Nahdhatul Ulama, Gus Dur dan
Dan Kiprah dalam Partai Politik, Gus Dur dan Pemikirannya, Gus Dur dalam
Kenangan Kolega di Luar Negeri, dan lainlain.
Buku yang diluncurkan
berbarengan dengan haul Gus Dur ke-5 ini memiliki perbedaan dengan berbagai
buku yang sudah beredar tentang sosok Gus Dur. Buku-buku tentang Gus Dur yang
sudah dikenal publik, kebanyakan mengulas sosok Gus Dur sebagai tokoh pluralis,
ulama, budayawan, atau negarawan. Buku ini hadir menawarkan pemikiran Gus Dur
dari sisi feminisme dan kesetaraan gender, lewat pengalaman berbagai tokoh
perempuan. Meskipun, memang pandangan-pandangan tentang demokrasi, pluralisme,
sekulerisme, tetap tercakup di dalamnya.
Wujud kepedulian
Gus Dur terkait kesetaraan perempuan, terlihat dari bagaimana sikap beliau
dalam keluarga. Sikap tersebut terlihat dari bagaimana beliau membangun
kemitraan dengan sang istri dalam mengasuh dan mendidik anak. Kebiasaan dan
keseharian beliau dalam memimpin keluarga, bersama sang isri, dan bagaimana
pendidikan yang diberikan pada anak-anak perempuannya, mencerminkan kesadaran
beliau akan hal tersebut.
Dalam konteks NU
sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Siti Musdah Mulia dalam tulisannya,
kepedulian Gus Dur dengan kaum minoritas dan pembelaannya terhadap kaum
perempuan terlihat dari program-program yang dicanangkan dan diimplementasikan
dalam organisasi-organisasi NU, baik IPPNU, Fatayat, dan Muslimat. Wujud program
tersebut, di antaranya; pengarusutamaan gender, reinterpretasi kitab kuning
tentang posisi dan kedudukan perempuan, penguatan kesehatan dan hak-hak
reproduksi, dan masih banyak lagi.
Lahirnya buku
ini berawal dari cita-cita Fatayat, organisasi pergerakan perempuan NU untuk
mendokumentasikan ingatan dan pengalaman para tokoh perempuan tentang Gus Dur
dan pemikirannya, terutama terkait feminisme dan kesetaraan gender. Ingatan dan
pengalaman tersebut, mencerminkan bagaimana beliau memiliki perhatian yang
serius dengan kesetaraan gender dan bagaimana beliau memandang posisi perempuan
dalam kehidupan. Diharapkan, lahirnya buku ini dapat mengkampanyekan pemikiran
feminisme yang lahir dari khasanah pemikiran dan tradisi keindonesiaan, lewat
pandangan Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur.
-Direview Al Mahfud,
penikmat buku
dari Pati
0 comments:
Post a Comment