Depok, Harianblora.com – Oligarki media harus dilawan berjamaah. Demikian yang disampaikan M Yudhie Haryono Direktur Eksekutif Nusantara Centre, kemarin. “Buah haram demokrasi pasar adalah kebrutalan. Brutal karena homo homini lupus. Asu gede menang kerahe,” jelas dia.
Yang besar mencincang yang kere, lanjutnya, media yang awalnya pihak netral kini hanya alat pertahanan kekayaan. “Mereka menerkam si kecil dan memangsa pemirsa jadi pelanduk,” beber penggagas Komisi Ideologi Nasional tersebut.
Maka, ujarnya, kini lautan Dirgantara kita hanya dikuasi 12 manusia yg menguasai 100% sumber informasi Indonesia. “MNC Group, Kompas-Gramedia, Elang Mahkota Tekhnologi, Visi Media Asia, Jawa Post Group, Mahaka Media, CT Group, Berita Satu Media Holding, Grup Media, MRA Media, Femina Group dan Tempo Inti Media,” jelas Yudhie dengan data detail.
Ke 12 media ini, kata Yudhie, mengurung kita dengan telenovela dan drama-drama tak berkualitas hingga kita jadi mamalia media yang dungu. “Ah, apa yang bisa kita bisa? Hidup kita makin tak berarti di tengah para predatoris. Kita kini hanya bisa meringis. Atau anda punya gagasan besar apa? Yang mengguncang dunia dan menggentarkan para oligark itu? Aku jelas mengaku pedih, perih dan mati kutu tak tahu harus bagaimana,” tegas penulis buku Memaafkan Islam tersebut.
Perubahan idealisme, menurut Yudhie makin jauh walau secara teori ada jalan. “Kawanp-kawanku, mari buat kampanye gambar yang optimistik. Agar ide-ide dan gagasan kita diterima. Agar kita memimpin! Jangan ikut-ikutan orang lain,” terang pemilik Kalam Nusantara tersebut.
Jadilah diri kita yang waras, lanjut dia, dan siap mengemban amanah masa depan. “Yang diikat ide dan gagasan besar! Bukan oleh kepentingan dan dollar semata,” pungkasnya. (Red-HB59/Foto: Kompasiana).
Sekarang aku nontonnya cuma BBS TV Madiun dan Sakti TV Madiun, soalnya acaranya mendidik dan menghibur, stasiun televisi swasta nasional acaranya sudah tidak mutu. Kebanyakan acaranya ulangan dari stasiun tv lain : seperti Full House, Naughty Kiss, Boys Before Flower, etc. Apalagi sekarang telenovela lawas juga ditayangkan kembali yaitu Carita De Angel, begitu juga dengan Upin Ipin selalu ditayangkan berulang-ulang, padahal sudah pernah ditayangkan. Aku sudah malas nonton kontes lokal, acaranya gak bermutu, lebih nonton acara tv luar negeri, drama China dan drama Jepangnya baru-baru dan keren-keren, ceweknya juga cantik-cantik gak kayak di Indonesia, sudah jelek sok jual mahal, wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk
ReplyDelete