Kata-kata bijak Hamidulloh Ibda terbaru 2015 tentang cinta
“Kalau
setelah membaca buku Stop Pacaran Aya Nikah, Anda tidak ada geliat untuk
menikah, maka anggap saja buku tersebut khayalan”. Hamidulloh Ibda.
“Jika ada rindu bergerak melebihi kecepatan
cahaya, itulah cinta”. Hamidulloh Ibda.
“Di hadapan Indonesia, aku bagaikan lampu
tanpa cahaya. Hanya perlawanan yang bisa membuatku bercaya untuk Indonesia”.
Hamidulloh Ibda.
“Tolonglah orang yang butuh pertolongan.
Berilah bantuan kepada orang yang butuh bantuan. Menolong dan membantu itu
bukan masalah agamanya apa, lahir di mana dan bangsa apa.” Hamidulloh Ibda.
“Cintaku tak mungkin selamanya bersemayan
dalam rahasia. Saat kau ingin meludahkan cintamu, ludahkan kepada semua
manusia. Sebab, cinta itu untuk semua, jangan kau egois atas cinta kasih yang
sudah diberikan Tuhan padamu.” Hamidulloh Ibda.
“Yang
membuat Indonesia hancur bukan banyaknya koruptor dan perampok. Tapi rakusnya
para pemimpin yang berkuasa.” Hamidulloh Ibda.
“Kejahatan yang paling jahat dari penjajah
Belanda bukan pada seberapa banyak harta yang mereka curi. Namun mental dan
karakter korup, praktis, instan, miopik, putus asa, lebih jahat yang diwariskan
kepada bangsa Indonesia.” Hamidulloh Ibda.
“Panggullah kebencian dan cinta yang diberikan
orang padamu. Ambil ilmu dari orang yang membencimu untuk mencintai mereka
lebih besar dan luas lagi.” Hamidulloh Ibda.
“Tetesan usaha akan menjadi lautan
keberhasilan yang tidak terkira. Sebab, lautan seluas itu hanya kumpulan
tetesan air.” Hamidulloh Ibda.
“Ucapkan Aku Cinta Indonesia. Jangan kau
ucapkan I Love Indonesia. Ungkapkan rasa cintamu dengan bahasamu sendiri,
jangan pakai bahasa orang lain untuk menyatakan cinta pada bangsamu.”
Hamidulloh Ibda.
“Meyakinkan perempuan tak perlu dengan uang
banyak dan mobil mewah. Yakinkanlah perempuan dengan tatapan matamu yang
mengadung aura, kharisma dan cinta.” Hamidulloh Ibda.
“Kalau muatan kalbumu dalam jual beli adalah
untung dan rugi, maka jangan sampai keuntunganmu itu keuntungan sendiri.
Keuntunganmu jangan sampai bertentangan dengan rakyat.” Hamidulloh Ibda.
“Kebodohan dan kejahatan para petani saat ini
bukan pada cara mengelola sawahnya. Namun ia sudah mewariskan mental untuk
menjadi pegawai dan PNS, serta melarang anaknya menjadi petani. Anak-anak
petani sudah tak cinta lagi pada sawah, pada padi, pada kedelai dan jagung. Ayo
bertani. Aku hidup dan bersekolah karena ayahku petani dan aku sejak kecil
bertani.” Hamidulloh Ibda.
“Sawah itu bagaikan istri petani. Perlakukan
sawah dan tegalmu layaknya istrimu. Tuhan sangat mencintai petani yang sayang
pada sawahnya.” Hamidulloh Ibda.
“Kekayaanku saat ini hanya kesetiaan pada
perempuan.” Hamidulloh Ibda.
“Kemapanan hidup, itu bisa diraih dengan
kenyamanan cinta. Carilah jodoh yang membuat nyaman, bukan mapan. Mapan sangat
penting, namun nyaman jauh lebih penting.” Hamidulloh Ibda.
“Jangan kau beri uang pada para pengemis.
Bekerja keras adalah prinsip hidup. Sekali kau memberi pengemis, sama saja kau
mengajarkannya untuk hidup selamanya menjadi pengemis.” Hamidulloh Ibda.
“Kadang, kita tak tahan hati melihat orang
lain berbeda dengan kita. Maka mari kita perluas hati kita agar perbedaan itu
menjadikan hidup ini indah. Sebab, tanpa perbedaan, kau tak pernah ada di dunia
ini.” Hamidulloh Ibda.
0 comments:
Post a Comment