Dian Eka Sari bisa disebut Kartini abad modern asal
Blora Jawa Tengah. Ya, pemilik Dian Club Blora yang memiliki nama asli Dian Eka Sari, Amd. Dian ini adalah salah seorang
perempuan yang serba bisa. Meskipun tidak memiliki latar belakang
pendidikan seni tari, namun perempuan ini memiliki beberapa kemampuan unik
yang tak bisa dilakukan semua perempuan.
"Aku hanya otodidak, bakat alami, tapi saya asah dengan kursus rias meskipun sudah bisa merias," ujarnya kepada Harianblora.com.
Dian selaian membuka sanggar, ternyata juga memiliki usaha outlet jus buah.
Dian juga sudah blusukan menjamah desa-desa terpencil, mulai dari Bogorejo, Temas, Sonokidul dan sebagainya. Semua itu dilakukan dia agar perempuan desa memiliki peluang dan hak sama seperti di kota.
"Semua itu saya lakukan agar mereka tidak penat setelah bekerja dan agar riang dan happy," tuturnya.
Perempuan yang bisa bernyanyi, dance, tari, rias sejak kecil ini juga memiliki anak yang bakatnya hampir sama seperti ibunya.
"Putriku juga bisa merias," beber dia.
Dian mampu menghasilkan rias yang lembut, natural dan juga elegan. "Sudah 13 tahun saya merias di Semarang, dan baru tahun ini saya buka di Blora dengan menambah ilmu rias dari Bu Amik Blora," jelas perempuan tersebut.
Besar dari Keluarga Berdarah Seni
Dian adalah istri dari R. Widodo Hari Purnomo yang juga keturunan ke 7 dari Sri Sultan Hamengkubuwana I. Dari pernikahannya tersebut, saat ini Dian memiliki empat anak, yaitu R. Arjuna Eka Satria, RR. Cintalia Ratu Ayu, R. Airlangga W.S Nayaka Kertayuga dan R. Brawidjaya W.S Daniswara. "Semua anakku dianugerahi Tuhan memiliki indera keenam," beber dia.
Perempuan yang memiliki motto hidup "membantu yang membutuhkan" ini juga berbagi kepada mereka yang kekurangan. Bahkan, perempuan asli Blora ini membantu para pelanggannya. "Kalau benar-benar tidak mampu, saya tolong," tegasnya.
Perempuan yang kini menjadi pemilik Sanggar Seni Dian Club ini terus mengembangkan potensi dengan terus menularkan jiwa seni kepada masyarakat Blora. Saat ini, pemilik sanggar di Jalan Musi Nomor 29 Kota Blora ini terus memajukan seni di Blora sekuat tenaga.
Uniknya lagi, Dian ternyata diwarisi darah seni dari eyang putri yang sampai saat ini masih mengalir dan diturunkan kepada anak-anaknya. "Eyangku Hj Suwarti Soedjono dan aku juga didukung tanteku yang juga pegiat seni, yaitu Hj Pudji Suherlina, Ssn," jelas dia.
Dian dibesarkan dari keluarga terpandang, ramah dan bersahaja, yaitu Drs Teguh Sutrisno, M.Pd (mantan Ketua PGRI Blora) dan (alm) Puji Astuti, S.Pd sang ibu tercinta. Selain dikenal sebagai pecinta seni tari, ia terbukti bisa melakukan tata rias dan menularkannya kepada semua orang. Ayah dari Dian, sudah dikenal sebagai kalangan elit di Blora.
Tercatat, Drs Teguh Sutrisno, M.Pd pernah menjadi Ketua PGRI Blora, Ketua Dewan Pendidikan Blora, juga dosen di beberapa perguruan tinggi dan pernah juga menjabat sebagai Kepala Sekolah di beberapa SMA di Blora. Dian merupakan anak pertama dari Drs Teguh Sutrisno, M.Pd yang juga seorang dosen yang tak henti memajukan pendidikan di Bumi Samin tersebut.
Kartini Blora abad modern versi Harianblora.com ini, juga pegiat kesenian Jawa tersebut mendidik masyarakat untuk mencintai budaya Jawa khususnya Blora. Jika dulu Kartini berjuang lewat pendidikan dan membuat perempuan melek pendidikan, maka Dian membuat melek seni perempuan di Blora.
Beberapa waktu lalu, Dian juga telah sukses menggelar Lomba Fashion Show di GOR Mustika Blora yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah. Fashion Show garapan Dian tersebut merupakan penyelenggaraan terbesar di Blora selama ini.
Dalam momentum Hari Kartini 2015 ini, Dian juga ikut andil meramaikannya. Di bulan April 2015 ini saja, Dian berhasil menggelar dan merencakan berbagai agenda yang dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan.
"Tanggal 9 April 2015 di SD Katolik Blora, tanggal 11 April 2015 di SDIT Blora dan saat peringatan Hari Kartini akan dilaksanakn 22 April 2015 di tingkat TK," beber dia.
Darah seni perempuan berumur 35 tahun ini juga menular pada anak-anaknya. Terbukti, kedua putrinya, yaitu RR. Cintalia Ratu Ayu mampu maraih juara umum dan the best kontes modelling tingkat Jawa Tengah di Semarang pada tahun 2014 kemarin. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pengoleksi batu akik yang saat ini sedang demam.
"Saya juga mengoleksi beberapa batu akik," ujar dia.
Meskipun dalam agenda-agenda di atas Dian hanya menyewakan dan merias, namun spirit Kartini ia tularkan kepada anak-anak.
"Aku merias dan menyewakan baju adat dan kebaya yang mereka pakai," tutur dia. Selain merias dan menyewakan, sebenarnya yang paling berperan adalah pengarahan bagaimana cara memakai baju adat dengan baik, benar dan menjiwai. "Banyak yang puas hasil riasanku," kata dia.
Istri dari R. Widodo Hari Purnomo ini merupakan sosok perempuan di Blora yang patut ditiru dan didukung untuk memajukan seni di Blora, khususnya seni tari, dance, modelling dan juga seni rias. Sebab, di era modern seperti ini perempuan dituntut untuk bisa merawat diri dengan sebaik-baiknya.
Jika dikembangkan, maka usaha yang dirintis Dian ini bisa memajukan potensi ekonomi dan seni di Blora. Apalagi, dengan majunya sanggar milik Dian, otomatis akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Kualitas dan hasil rias Dian juga diakui publik, salah satunya adalah Mama Shalom dari SD Katolik Blora. "Riasan Dian sangat lembut, elegan dan disukai anak," ujarnya.
Tak hanya dari SD Katolik, namun apresiasi juga datang dari berbagai guru di lingkungan Kabupaten Blora, salah satunya dari SD Islam Terpadu Permata Mulia. Berkat ketekunan dan kecerdasannya, Dian mampu menjadi ikon di berbagai media massa. "Kemarin saya pernah masuk jadi profil di Koran Jateng Pos dan media lain," jelas dia.
Dian dalam kehidupan sehari-hari juga tak hanya disibukkan dengan dunia tari dan rias. Sebab, ia ternyata juga memiliki sawah dan kebun jati sebagai investasi masa depan. Tak hanya Dian, suaminya juga saat ini menjadi pegawai Bank BRI yang mendukungnya dalam berkarier.
Tak hanya dari kalangan guru, namun banyak sekali pelanggan Dian Club merasa puas dengan pelayanan dan hasil rias Dian tersebut. Dian, juga dikenal memiliki suara yang merdu seperti ayahnya yang juga mempuyai suara merdu. Meskipun bertempat tinggal di Blora, namun sosok ini pantas menjadi inspirasi bagi perempuan dan pelajar Blora, terutama yang bergiat di dunia budaya, seni dan modelling.
(Laporan Khusus Harianblora.com).
"Aku hanya otodidak, bakat alami, tapi saya asah dengan kursus rias meskipun sudah bisa merias," ujarnya kepada Harianblora.com.
Dian selaian membuka sanggar, ternyata juga memiliki usaha outlet jus buah.
Dian juga sudah blusukan menjamah desa-desa terpencil, mulai dari Bogorejo, Temas, Sonokidul dan sebagainya. Semua itu dilakukan dia agar perempuan desa memiliki peluang dan hak sama seperti di kota.
"Semua itu saya lakukan agar mereka tidak penat setelah bekerja dan agar riang dan happy," tuturnya.
Perempuan yang bisa bernyanyi, dance, tari, rias sejak kecil ini juga memiliki anak yang bakatnya hampir sama seperti ibunya.
"Putriku juga bisa merias," beber dia.
Dian mampu menghasilkan rias yang lembut, natural dan juga elegan. "Sudah 13 tahun saya merias di Semarang, dan baru tahun ini saya buka di Blora dengan menambah ilmu rias dari Bu Amik Blora," jelas perempuan tersebut.
Besar dari Keluarga Berdarah Seni
Dian adalah istri dari R. Widodo Hari Purnomo yang juga keturunan ke 7 dari Sri Sultan Hamengkubuwana I. Dari pernikahannya tersebut, saat ini Dian memiliki empat anak, yaitu R. Arjuna Eka Satria, RR. Cintalia Ratu Ayu, R. Airlangga W.S Nayaka Kertayuga dan R. Brawidjaya W.S Daniswara. "Semua anakku dianugerahi Tuhan memiliki indera keenam," beber dia.
Perempuan yang memiliki motto hidup "membantu yang membutuhkan" ini juga berbagi kepada mereka yang kekurangan. Bahkan, perempuan asli Blora ini membantu para pelanggannya. "Kalau benar-benar tidak mampu, saya tolong," tegasnya.
Perempuan yang kini menjadi pemilik Sanggar Seni Dian Club ini terus mengembangkan potensi dengan terus menularkan jiwa seni kepada masyarakat Blora. Saat ini, pemilik sanggar di Jalan Musi Nomor 29 Kota Blora ini terus memajukan seni di Blora sekuat tenaga.
Uniknya lagi, Dian ternyata diwarisi darah seni dari eyang putri yang sampai saat ini masih mengalir dan diturunkan kepada anak-anaknya. "Eyangku Hj Suwarti Soedjono dan aku juga didukung tanteku yang juga pegiat seni, yaitu Hj Pudji Suherlina, Ssn," jelas dia.
Dian dibesarkan dari keluarga terpandang, ramah dan bersahaja, yaitu Drs Teguh Sutrisno, M.Pd (mantan Ketua PGRI Blora) dan (alm) Puji Astuti, S.Pd sang ibu tercinta. Selain dikenal sebagai pecinta seni tari, ia terbukti bisa melakukan tata rias dan menularkannya kepada semua orang. Ayah dari Dian, sudah dikenal sebagai kalangan elit di Blora.
Tercatat, Drs Teguh Sutrisno, M.Pd pernah menjadi Ketua PGRI Blora, Ketua Dewan Pendidikan Blora, juga dosen di beberapa perguruan tinggi dan pernah juga menjabat sebagai Kepala Sekolah di beberapa SMA di Blora. Dian merupakan anak pertama dari Drs Teguh Sutrisno, M.Pd yang juga seorang dosen yang tak henti memajukan pendidikan di Bumi Samin tersebut.
Kartini Blora abad modern versi Harianblora.com ini, juga pegiat kesenian Jawa tersebut mendidik masyarakat untuk mencintai budaya Jawa khususnya Blora. Jika dulu Kartini berjuang lewat pendidikan dan membuat perempuan melek pendidikan, maka Dian membuat melek seni perempuan di Blora.
Beberapa waktu lalu, Dian juga telah sukses menggelar Lomba Fashion Show di GOR Mustika Blora yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah. Fashion Show garapan Dian tersebut merupakan penyelenggaraan terbesar di Blora selama ini.
Dalam momentum Hari Kartini 2015 ini, Dian juga ikut andil meramaikannya. Di bulan April 2015 ini saja, Dian berhasil menggelar dan merencakan berbagai agenda yang dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan.
"Tanggal 9 April 2015 di SD Katolik Blora, tanggal 11 April 2015 di SDIT Blora dan saat peringatan Hari Kartini akan dilaksanakn 22 April 2015 di tingkat TK," beber dia.
Darah seni perempuan berumur 35 tahun ini juga menular pada anak-anaknya. Terbukti, kedua putrinya, yaitu RR. Cintalia Ratu Ayu mampu maraih juara umum dan the best kontes modelling tingkat Jawa Tengah di Semarang pada tahun 2014 kemarin. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pengoleksi batu akik yang saat ini sedang demam.
"Saya juga mengoleksi beberapa batu akik," ujar dia.
Meskipun dalam agenda-agenda di atas Dian hanya menyewakan dan merias, namun spirit Kartini ia tularkan kepada anak-anak.
"Aku merias dan menyewakan baju adat dan kebaya yang mereka pakai," tutur dia. Selain merias dan menyewakan, sebenarnya yang paling berperan adalah pengarahan bagaimana cara memakai baju adat dengan baik, benar dan menjiwai. "Banyak yang puas hasil riasanku," kata dia.
Istri dari R. Widodo Hari Purnomo ini merupakan sosok perempuan di Blora yang patut ditiru dan didukung untuk memajukan seni di Blora, khususnya seni tari, dance, modelling dan juga seni rias. Sebab, di era modern seperti ini perempuan dituntut untuk bisa merawat diri dengan sebaik-baiknya.
Jika dikembangkan, maka usaha yang dirintis Dian ini bisa memajukan potensi ekonomi dan seni di Blora. Apalagi, dengan majunya sanggar milik Dian, otomatis akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Kualitas dan hasil rias Dian juga diakui publik, salah satunya adalah Mama Shalom dari SD Katolik Blora. "Riasan Dian sangat lembut, elegan dan disukai anak," ujarnya.
Tak hanya dari SD Katolik, namun apresiasi juga datang dari berbagai guru di lingkungan Kabupaten Blora, salah satunya dari SD Islam Terpadu Permata Mulia. Berkat ketekunan dan kecerdasannya, Dian mampu menjadi ikon di berbagai media massa. "Kemarin saya pernah masuk jadi profil di Koran Jateng Pos dan media lain," jelas dia.
Dian dalam kehidupan sehari-hari juga tak hanya disibukkan dengan dunia tari dan rias. Sebab, ia ternyata juga memiliki sawah dan kebun jati sebagai investasi masa depan. Tak hanya Dian, suaminya juga saat ini menjadi pegawai Bank BRI yang mendukungnya dalam berkarier.
Tak hanya dari kalangan guru, namun banyak sekali pelanggan Dian Club merasa puas dengan pelayanan dan hasil rias Dian tersebut. Dian, juga dikenal memiliki suara yang merdu seperti ayahnya yang juga mempuyai suara merdu. Meskipun bertempat tinggal di Blora, namun sosok ini pantas menjadi inspirasi bagi perempuan dan pelajar Blora, terutama yang bergiat di dunia budaya, seni dan modelling.
(Laporan Khusus Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment