Semarang, Harianblora.com - Buku Hamidulloh Ibda dikritik
dosen Universitas Kristen Satya Wacana, Sulistiyo, MPd selaku dosen Bahasa
Indonesia. Pria yang akrab disapa Pak Lis tersebut merupakan salah satu tokoh
Kristen yang aktif di dunia pergerakan lintas agama. Ia mengritik buku berjudul
Stop Pacaran Ayo Nikah karya Hamidulloh Ibda.
Buku Hamidulloh Ibda yang kedua tersebut merupakan buku
menarik yang sudah dikritik banyak kalangan. "Saya apresiasi buku ini,
tapi juga saya kritik karena masih ada beberapa tata bahasa yang kurang
baku," ujar dosen tersebut dalam acara Lomba Baca Puisi Tingkat Nasional
oleh Formaci Jateng beberapa waktu lalu.
Lomba baca puisi tersebut digelar di gedung serba guna
Balaikota Semarang yang diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan,
termasuk penyair dan dosen bahasa serta sastra.
Saya pribadi, kata dia, meskipun beragama Kristen, pertama
kali membaca nama Anda terlihat islami sekali. "Tapi gagasan dan pemikiran
Anda sangat plural terbukti dengan tulisan dan gaya bergaul," ujarnya.
Dosen tersebut juga mengakui, saat ini jarang aktivis Islam
yang memiliki kepekaan rohani dan mudah bergaul dengan pemeluk agama lain.
Bahkan, perpecahan manusia sering terjadi karena masih jarangnya orang Islam
yang plural dan mau bergaul dengan pemeluk agama lain.
"Saya sangat senang dengan buku Stop Pacaran Ayo Nikah
ini. Setidaknya ada dua hal intinya, yaitu peniadaan dan pengecualian,"
beber dia.
Buku Stop Pacaran Ayo Nikah yang ditulis Hamidulloh Ibda
tersebut merupakan buku yang diterbitkan oleh Lintang Rasi Aksara Books yang
bekerjasama dengan Lentera Aksara. Dengan tebal 115 halaman, buku Hamidulloh
Ibda ini sangat praktis dan mudah dibawa. Meskipun agak tipis, namun banyak
sekali kalangan wartawan, akademisi, dosen, guru, penghafal Alquran, kiai, penyair, aktivis mahasiswa dan budayawan
serta pemuka agama dari KUA dan Kemenag yang mengritik, mengomentasi dan memuji
buku karya Direktur Utama Forum Muda Cendekia (Formaci) tersebut.
Uniknya lagi, buku terbitan tahun 2014 ini dijadikan mahar
nikah saat pernikahan penulis. Saat resepsi pernikahan, buku tersebut digadikan
gratis kepada para pengunjung yang datang dalam pernikahan tersebut.
(Red-HB14/Foto: Hasyim).
0 comments:
Post a Comment