Blora, Harianblora.com – Isu dan berita terkait kelompok
radikal seperti Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) ternyata bukan hanya
isu, namun faktanya benar dan harus diwaspadai masyarakat. Tak hanya di Solo,
namun penyebaran ISIS di Blora lewat sekolah harus diwaspadai guru dan
segenap elemen pendidikan. Hal itu disampaikan Ahmad Muslih, Ketua Lembaga
Pusat Penelitian Pendidikan (LP3) Jawa Tengah, Senin (30/3/2015).
Menurut dia, saat ini penyebaran ISIS sudah masuk ke lingkup
pendidikan. “Selain melalui buku-buku materi pembelajaran, ISIS kini juga
disebar dan disuruh mendoktrin para guru,” beber dia.
Tak hanya itu, penyebaran ISIS juga menargetkan anak-anak
sebagai sasarannya. “Sekolah di Blora yang pelosok seperti Kradenan, di wilayah
Randublatung, termasuk juga Todanan harus tetap waspada penyebaran ISIS,”
tandas Muslih.
Penyebaran ISIS, saat ini tak hanya melaui situs-situs yang mengatasnamakan Islam dan melalui jejaring sosial. Namun juga sudah memasuki dunia pendidikan, baik melalui buku pelajaran maupun sosialiasi dan merekrut guru-guru.
Seperti kita ketahui, di Jawa Tengah sendiri, menurut Badan
Nasional Penanggulangan Teroris atau BNPT,
daerah yang rawan penyebaran ISIS adalah Solo. “Akan tetapi menurut penelitian
dan data kami, yang paling rawan justru daerah perbatasan, termasuk Blora,
Cilacap dan juga Solo, Klaten dan juga Banyumas,” beber pemerhati pendidikan
tersebut.
Beberapa waktu lalu, kata Muslih, Kepala BNPT Ansyaad Mbai
kan menyebut beberapa daerah yang patut diwaspadai yang rentan penyebaran
ideologi kelompok ISIS. “Lima daerah tersebut meliputi Bima Nusa Tenggara Barat,
Bengkulu, Sulawesi, Bekasi Jawa Barat, Ciputat Tangerang Selatan dan Solo Jawa
Tengah. Padahal Blora dan Brebes itu justru paling rentan daripada Solo,” beber
dia.
Tidak hanya guru, kata Muslih, pemerintah, dinas pendidikan,
UPTD pendidikan, ormas seperti NU, Muhammadiyah dan juga kampus-kampus juga
harus waspada. “Paling penting bagi kami adalah guru dan orang tua. Kalau
gurunya pandai memfilter kelompok-kelompok yang datang ke sekolah untuk
sosialisasi, maka harus ditolak,” tukasnya.
Dari catatan kami sampai Maret 2015 ini, katanya, sudah ada laporan masuk sebanyak 19 laporan sekolah soal ISIS.
Kalau tidak dihentikan, lanjutnya, pasti penyebaran ISIS
semakin merajalela. “ISIS kan jelas aliran dan kelompok garis keras, maka
sekolah dan anak-anak kita harus diselamatkan,” harapnya.
(Red-Harianblora.com34/Foto: Kompas).
0 comments:
Post a Comment