Jiken, Harianblora.com – Koramil 06 Jiken Kabupaten Blora singkronkan
pengawalan Pajale atau yang dikenal padi, jagung dan kedelai. Hal itu dilakukana pada 3
Maret 2015 di Pendopo Kantor Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora yang dirangkai
dalam agenda singkronisasi pengawalan upaya khusus peningkatan Pajale yang
dilaksanakan antara Koramil 06/Jiken, UPTD Dintanbunnakkikan dan kelompok tani
Keacmatan Jiken tahun 2015.
Selain Muspika Kecamatan Jiken dan Kepala Dinas Pertanian Kabuparan Blora
yang diwakili Suparman, hadir pula Kepala Ktr UPTD Kecamtan Jiken Joko Sri
Mulyono, Wakil Ketua KUD/Jiken Bapak Yusup, Babinsa se jajaran Koramil
06/Jiken. Hadir juga dalam kesempatan tersebut Kepala Desa se Kecamatan Jiken,
Ketua Kelompok Tani se Kecamatan Jiken dan tamu undangan yang lain.
Tugas TNI
selain mempertahankan keutuhan NKRI, menurut Danramil 06/Jiken Kapten Arm Sunarto menyampaikan para Babinsa dituntut
untuk mendukung dan menjadi pendamping dalam ketahanan pangan.
“Perlu
disadari bahwa, para Babinsa mengenai masalah pertanian pada umumnya banyak
yang belum memahami dan saya mohon untuk PPL bisa memberikan pengalaman kepada
Babinsa agar di lapangan Babinsa bisa membantu dan menyingkronkan kepada bapak
tani di desanya,” tegas Danramil.
Kepala Dinas
Pertanian Perkebunan dan Perikanan yang diwakili Suparman menyampaikan Program
Ketahanan Pangan merupakan Program langsung dari Presiden melalui Kementeriannya.
“Kegiatan ini tidak lepas dari TNI yang sejak dulu semangatnya sangat tinggi,”
beber Suparman.
Para petani daerah
Kabupaten Blora, lanjutnya, tidak lama lagi akan dibuatkan kartu tani, dan
sekarang ini masih menunggu giliran dari kabupatan yang lain dan sekaligus akan
mendapatkan alat alat pertanian yg moderen dari segi pengolahan sampai dengan
hasil panen.
“Diharapkan
dengan menggunakan alat-alat yang modern, setidaknya biar bisa meringankan tenaga para petani dan
hasilnya bisa dirasakan dengan cepat,” jelasnya.
Joko Sri
Mulyono sebagai Koordinator Tani Kecamatan Jiken juga menyampaikan untuk
wilayah desa Singonegoro yang lahan pertaniannya 200 Ha untuk tanaman padi
dibuat 10 kelompok. Sedangkan untuk tanaman kedelai dibuat 20 kelompok. Di desa
Nglobo lahan persil yang digarap 10 kelompok karena lahan persil sangat
sedikit. (Red-HB19/Foto: Pendim 0721/Blora).
0 comments:
Post a Comment