Blora, Harianblora.com - Kesenian Jawa 'cokekan' di Kabupaten Blora memang tidak terlalu populer jika dibandingkan dengan Barongan Blora, Tayub, ataupun Karawitan. Kesenian yang menjadi favorit bagi masyarakat Jawa di era 1960 hingga 1970an ini bahkan makin tidak dikenal oleh kaum muda dan nama 'cokekan' dirasa terlalu asing di telinga.
Bagi penggemar seni, Cokekan dapat menjadi hiburan tersendiri melalui gendhing-gendhing yang dilantunkan oleh sindhen dan suara iringan musik yang tampak menyejukkan jiwa.
Gamelan yang digunakan dalam cokekan tidak sebanyak dalam seni karawitan sehingga jumlah pemain musiknya pun tidak sebanyak dalam seni karawitan.
"Cokekan dan karawitan itu serupa tetapi tidak sama. Cokekan berbeda dengan karawitan. Gamelan yang digunakan dalam cokekan lebih sedikit daripada dalam karawitan. Gamelan yang digunakan dalam cokekan hanya kendhang, slenthem, gong besar, gender, gambang, rebab, siter, dan suling serta ditambah sindhen" papar Maryoko, guru seni karawitan di SMA Negeri 1 Blora kepada Harianblora.com.
Seni cokekan di Kabupaten Blora saat ini masih cukup lestari di daerah Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Dibuktikan dengan masih adanya beberapa grup cokekan dan adanya beberapa kali pentas cokekan misalnya ketika syukuran di kediaman Mulyanto, Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora.
"Lantunan dari irama cokekan tidak kalah dengan karawitan atau yang lainnya. Cokekan juga dapat menyejukkan jiwa melalui musiknya" ungkap Saji, pecinta kebudayaan Blora. (Red-HB13/Foto: Harianblora.com).
Kesenian Cokekan ketika pentas di rumah Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Kedungtuban |
Bagi penggemar seni, Cokekan dapat menjadi hiburan tersendiri melalui gendhing-gendhing yang dilantunkan oleh sindhen dan suara iringan musik yang tampak menyejukkan jiwa.
Gamelan yang digunakan dalam cokekan tidak sebanyak dalam seni karawitan sehingga jumlah pemain musiknya pun tidak sebanyak dalam seni karawitan.
"Cokekan dan karawitan itu serupa tetapi tidak sama. Cokekan berbeda dengan karawitan. Gamelan yang digunakan dalam cokekan lebih sedikit daripada dalam karawitan. Gamelan yang digunakan dalam cokekan hanya kendhang, slenthem, gong besar, gender, gambang, rebab, siter, dan suling serta ditambah sindhen" papar Maryoko, guru seni karawitan di SMA Negeri 1 Blora kepada Harianblora.com.
Seni cokekan di Kabupaten Blora saat ini masih cukup lestari di daerah Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Dibuktikan dengan masih adanya beberapa grup cokekan dan adanya beberapa kali pentas cokekan misalnya ketika syukuran di kediaman Mulyanto, Kepala Desa Tanjung, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora.
"Lantunan dari irama cokekan tidak kalah dengan karawitan atau yang lainnya. Cokekan juga dapat menyejukkan jiwa melalui musiknya" ungkap Saji, pecinta kebudayaan Blora. (Red-HB13/Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment