Semarang,
Harianblora.com – Kondisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla kini mendapat kritik dari aktivis mahasiswa di Semarang, Jawa
Tengah. Sebab, pada Kamis (26/3/2015) Jokowi-JK dipaksa lengser
mahasiswa Jawa Tengah yang
tergabung dalam Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jateng di Jalan Pahlawan Semarang.
Mahasiswa
yang kebanyakan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang ini
mendesak Jokowi-JK turun dari jabatan tertingginya. Demo yang diikuti puluhan
aktivis tersebut merupakan wujud atas kekecewaan terharap roda pemerintahan
Jokowi-JK selama ini.
Koordinator
Aksi Rudi Sharudin Ahmad mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi-JK yang sudah
berjalan lima bulan ini belum menuai prubahan. Menurut dia, banyak janji-janji
manis dalam kampanye hanya omong kosong. “Nawa Cita kini hanya jadi angin lalu,
tanpa ada yang terealisasikan,” kata Rudi dalam orasinya.
Awalnya,
mereka membawa keranda dan satu mayat yang dijadikan simbol kematian
pemerintahan Jokowi-JK, mereka berjalan dari depan bundaran patung Undip menuju
ke gedung DPRD Jawa Tengah. Mereka juga sempat berdiri dan menduduki bundaran
air mancur dan meneriakkan kekecewaan terhadap Jokowi-JK.
“Jokowi
harus turun dari jabatannya. Jika masih ingin menjabat, Jokowi harus secepatnya
membenahi kondisi bangsa yang semakin terpuruk,” tutur aktivis tersebut.
Diakibatkan para
demonstran memaksa masuk gedung Gubernuran, mereka dihalau petugas keamanan. Namun
akhirnya, mereka juga sempat membakar ban-ban bekas sebagai wujud kekecewaan.
Dalam aksi tersebut, GPI Jateng mengecam keras pemerintahan
Jokowi-JK yang dinilai gagal dalam menjalankan roda pemerintahan. Mereka berharap
agar Jokowi-JK turun dari jabatannya jika tidak bisa menjalankan amanat rakyat.
(Red-HB34/Foto: Siti).
0 comments:
Post a Comment