Blora, Harianblora.com – Cinta batu akik boleh, tapi
jangan berlebihan. Hal itu disampaikan Hadi Samsul Cahyono (34)
pecinta batu akik di Kabupaten Blora. Menurutnya, demam batu akik di Blora, Grobogan,
Demak, Kudus, Pati, Rembang sangat berbahaya jika masyarakat berlebihan.
“Kan ada pendapat, jika jahiliyah kuno dulu orang menyembah
berhala, juga batu, bersama Latta, Manat, Hubal. Sekarang orang hidup di zaman
jahiliyah modern dengan menyembah batu akik, batu intan, emas dan permata,” ujarnya kepada Harianblora.com,
Kamis (12/3/2015) siang.
Selama ini, demam batu akik di Jawa Tengah, lanjut Hadi,
sudah ramai di media massa. “Bahkan saya dengar berita ada wacana MUI akan
mengharamkan batu akik. Menurut saya ini kok ketakukan MUI karena masyarakat
sudah berlebihan dalam mecintai batu akik,” beber pria dari dua anak tersebut.
Dalam Islam, kata dia, kan ada prinsip sebaik-baiknya
sesuatu yang tengah-tengah. “Saya kira cinta batu akik itu boleh, wajar, namun
kalau berlebihan dan sampai mengklenik-klenikkan batu akik, dengan motivasi
tuah, kekuatan gaib, ya itu sudah berlebihan,” jelas dia.
Batu menurut saya ya batu, lanjutnya, namun tidak semua batu
itu unik. “Ada batu yang memang unik, dan ada batu yang memang batu biasa. Saya
sendiri cinta batu akik, namun hanya tak koleksi seperi Kecubung, Delima dan
Bacan Dako,” tukas dia.
Akik itu, katanya, benda yang unik. “Namun dia secara fisik
ya sama seperti batu, tidak memiliki kekuatan dan hanya sifatnya keras dan
tidak bisa berbuat apa-apa, karena yang sakti itu ya cuma Tuhan,” tandas
pengoleksi puluhan batu akik tersebut.
Kalau untuk menambah kekuatan, katanya, ya pakai saja batu
akik di lima jari. “Kan untuk jotos orang jadi benjut dan pasti kuat,” ujar dia
dengan guyon. (Red-HB28/Foto: Tempo).
0 comments:
Post a Comment