Wisata religi di Blora salah satunya
adalah 8 makam paling keramat di Blora yang dan sakral. Kabupaten Blora
memang kaya akan hal-hal mistik. Namun aura mistisme itu menjadi daya tarik
sendiri bagi pegiat wisata religi, terutama dari Pati, Rembang, Demak, Jepara
Semarang, Bojonegoro Jawa Timur dan sebagainya.
Menurut data yang dihimpun Harianblora.com, berikut 8 makam keramat
di Kabupaten Blora yang disakralkan dan menjadi wisata religi bagi
masyarakat Jawa bahkan Indonesia.
Pertama, makam Bupati Blora tempo dulu. Makam ini berada di
Desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Jika Anda berniat berwisata
religi di sana, tepatnya adalah + 7 Km ke arah utara Kota Blora.
Makam Bupati Blora. Foto: Gledek. |
Kedua, makam Sunan Pojok. Makam ini berada di tengah Kota
Blora, yaitu berada di di sebelah selatan alun-alun Kota Blora. Makam Sunan
Pojok adalah makam Surobahu Abdul Rohim. Beliau merupakan Perwira di Mataram
yang telah berhasil memadamkan kerusuhan di pesisir utara (Tuban).
Ketiga, makam Kh Abdul Kohar. Jika Anda mau berkunjung ke
makam ini, silahkan datang di Desa Ngampel Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Letaknya,
+ 10 Km ke arah utara Kota Blora atau jurusan Blora-Rembang. K.H. Abdul Kohar adalah
keturunan dari Kasultanan Demak, yaitu Raden Trenggono yang dikenal sakti dan
menjadi tokoh Islam di Blora.
Keempat, makam Jati Kusumo dan Jati Swara. Makam ini berada
di di Desa Janjang Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora. Letaknya + 31 Km. ke arah tenggara
dari Kota Blora atau + 10 Km dari Kecamatan Jiken. Jika Anda mau berkunjung ke makam
Jati Kusumo dan Jati Swara, Anda tak perlu galau. Sebab, akses menuju ke sana
sangat mudah dan bisa dijangkau mobil dan motor. Dalam sejarahnya Pangeran Jati
Kusumo dan Pangeran Jati Swara adalah dua bersaudara putera dari Sultan Pajang.
Makam Jati Kusumo dan Jati Swara. Foto: Pemkab Blora. |
Kelima, Petilasan Kadipaten Jipang. Petilasan ini terletak
di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. Letaknya, + 45 Km ke arah tenggara
dari Kota Blora. Objek wisata ini merupakan obyek wisata peninggalan sejarah
dan adat budaya. Pada zaman dulu, yairu saat kerajaan Pajang Kadipaten Jipang
Panilan terletak di Desa Jipang Kecamatan Cepu yang letaknya persisi di pinggir
Sungai Bengawan Solo.
Petilasan Kadipaten Jipang. Foto: Kompasiana. |
Keenam, Makam Srikandi Aceh Poucut Meurah Intan. Makam ini
berada di Pemakaman Umum di Desa Temurejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.
Letaknya, + 5 Km ke arah utara dari alun-alun kota Blora. Beliau merupakan
pahlawan wanita dari Aceh, yang oleh Belanda diasingkan di daerah Blora dan
meninggal pada tahun 1937 dan dimakamkan di Desa Temurejo, Kecamatan Blora,
Kabupaten Blora.
Ketujuh, makam Maling Gentiri. Makam ini adalah salah satu makam kemarat dan
sakral di Kabupaten Blora. Makam Maling Gentiri ini berada di Desa Kawengan, Kecamatan
Jepon, Kabupaten Blora. Jika Anda mau ke sana, letaknya yaitu + 12 Km ke arah
timur dari Kota Blora.
Menurut Sartono Dirjo (1984) dalam bukunya dan buku tradisional
Blora karya Suripan Sadi Hutomo (1996) juga hasil dari cerita rakyat, Gentiri
adalah anak dari Kyai Ageng Pancuran yang pada saat hidupnya mempunyai
kesaktian tinggi (sakti mondroguo), suka menolong kepada orang yang sedang
kesusahan, orang yang tidak mampu dan sebagainya.
Kedelapan, Makam Purwo Suci Ngraho Kedungtuban. Makam ini
adalah makam yang disakralkan warga setempat, yaitu berada di Dukuh Kedinding,
Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban. Jika Anda mau ke sana, letaknya yaitu + 43
Km ke arah tenggara dari Kota Blora.
Dari beberapa literatur, Purwo Suci adalah seorang Adipati Panolan
sesudah Ario Penangsang bernama Pangeran Adipati Noto Wijoyo. Di dalam halaman
tersebut juga terdapat makam Nyai Tumenggung Noto Wijoyo. Karena jasa-jasanya
yang sampai saat ini masih dikunjungi masyarakat untuk tujuan tertentu bahkan
pernah dipugar oleh Bupati Blora pada tahun 1864 dengan memakai sandi sengkolo.
0 comments:
Post a Comment