Blora, Harianblora.com – Hari Valentine 2015 yang jatuh pada
hari Sabtu 14 Februari 2015 tidak terlalu penting bagi sebagian pelajar di
Kabupaten Blora. Sebab, Pelajar di Kabupaten Blora memilih tidak
merayakannya.
Hari Valentine atau Valentine Day’s adalah salah satu
perayaan internasional dalam rangka hari kasih sayang. Biasanya, para remaja
dan pelajar di Indonesia ada yang merayakan dan ada yang tidak. Namun bagi
sebagian pelajar Kabupaten Blora, kebanyakan tidak terlalu menganggap penting
Hari Valentine.
Ketua Osis SMA Negeri 1 Cepu Kabupaten Blora juga tidak
pernah merayakan Valentina. “Saya tidak pernah merayakan Valentine atau apa
itu. Kan identik dengan dikasih cokelat, kan bisa sendiri juga, gak harus dari
pacar,” ujar dia kepada Harianblora.com. Bisa minta kakak, lanjut dia, atau
dari teman setiap hari.
“Jadinya saya biasa saja soal Valentine,” beber Maudy Risma Slodia Ketua Osis SMA Negeri 1 Blora.
Tak hanya Slodia, untuk memanfaatkan Hari Valentine agar
bermanfaat, PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Blora justru memilih
menggelar Pelatihan Da’i saat Hari Valentine 2015 ini. Hal itu diungkapkan Ammalia Choiyriyati Machmud Ketua Umum PD IPM Blora. Menurut
dia, Valentine bukan budaya Islam dan harus dijauhi.
Senada dengan hal itu, Astika Mara Nur Fatima, siswi SMA
Negeri 1 Blora menyatakan tidak pernah merayakan Hari Valentine. “Saya tidak
pernah merayakan Hari Valentine,” ujarnya kepada Harianblora.com.
Makan cokelat, lanjut dia, kan tidak harus tanggal 15
Februari. Menurut mantan Ketua Osis SMA Negeri 1 Blora ini, berkasih sayang
tidak harus saat Hari Valentine, namun bisa dilakukan setiap hari.
Pengurus Umum Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Cabang Blora
juga tidak terlalu setuju dengan Hari Valentine. “Kalau pelajar itu cerdas,
merayakan Valentine itu ya tidak terlalu penting. Kita harus tahu sejarah,
makna, hukum, substansi dari Valentine tersebut,” beber dia, Kamis (12/2/2015).
Menurut dia, pelajar Blora sudah saatnya memfilter diri dari
budaya yang tidak asli Indonesia dan khususnya Islam. “Valentine itu kan
memperingati perjuangan perjuangan seseorang, jadi hal itu tidak harus
dirayakan dengan cokelat, hadiah, boneka, bunga. Valentine, justru membatasi
kasih sayang kita kepada orang yang kita sayangi. Masak menyayangi seorang
menunggu Valentine? Kan sangat aneh,” jelas dia.
Kalau kami, kata dia, lebih penting merayakan Valentine dengan acara bermanfaat. "Seperti diskusi, bedah buku, bakti sosial, dan sebagainya," ungkapnya.
Jadi, kata dia, intinya adalah bervalentine atau tidak itu
pilihan. “Kalau merasa halal, silahkan rayakan, tapi kalau merasa tidak
bermanfaat, silahkan tinggalkan. Kalau cerdas pasti bisa menyeleksi sesuatu,”
tegas dia. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com/Foto: Hari Valentine 2015).
0 comments:
Post a Comment