Blora, Harianblora.com – Tarif angkutan jurusan Blora-Cepu dikeluhkan
warga, Dishub Blora diharapkan turun tangan dengan adanya kasus tersebut. Salah
satu warga Blora yang mengeluhkan tarif tersebut adalah Wahyu. Menurutnya, ia
tak tahu penyebab tingginya tarif angkutan Blora-Cepu, padahal harga BBM sudah
turun.
“Saya tidak tahu kenapa tarif
angkutan Blora-Cepu masih berkisar Rp. 20.000,” ujar dia kepada Harianblora.com,
Senin (9/2/2015). Menurutnya, tarif tersebut sangat tidak logis, sebab harga
BBM sudah turun.
“Itu sangat menyusahkan masyarkat Blora,
terutama para pdagang. Kalau bisa, pemerintah harus melakukan tindakan konkret untuk
rakyat Blora, terutama kinerja Dishub Bl0ra,” harap dia.
Sejak harga BBM naik, sampai Senin
(9/2/2015) tarif angkutan Blora-Cepu belum turun. “Tarif felum turun, dan masih
terlalu tinggi,” jelas dia.
Kalau dihitung jarak kilometer, katanya, mungkin berkisar
Rp. 10.000 itu bru wajar. “Kalau Bojonegoro-Cepu saja cuma ditarif Rp. 9.000. Padahal
jarak Bojonegoro-Cepu lebih jauh ketimbang Cepu-Blora,” tegas dia.
Untuk tarif Blora-Semarang, menurut Wahyu masih wajar.
“Kalau Blora-Rembang saya tidak pernah umbal, tapi ke Semarang mash
dalam tahap wajar, ke daerah Todanan juga normal,” terangnya.
Senada dengan hal itu, Rondi (34) warga Japah mengatakan tarif itu
sudah lama dikeluhkan warga. “Ya meskipun hanya Rp 20.000 tapi sangat tinggi,
padahal sebelumnya sekitar Rp 10.000 sampai Rp 15.000 saja, la kok harga bensin
turun, tarifnya malah gak turun-turun,” beber dia.
Terpisah, Sumadi (45) salah satu sopir bus Blora-Cepu mengatakan, tarif
tersebut sudah menjadi kesepatakan para sopir. “Ya karena teman-teman juga
segitu, saya juga narif segitu,” tukas dia. Ia mengaku, harga BBM sudah turun,
akan tetapi kesepakatan tarif angkutan jurusan Blora-Cepu dan juga Cepu-Blora
masih Rp 20.000,” katanya. (Red-HB10/Foto: Pilea-Eureka).
0 comments:
Post a Comment