Blora,
Harianblora.com – Setelah
Gubernur Jateng Mengajar, perlu digagas Bupati Mengajar di Kabupaten Blora. Pada Kamis (5/2/2015), kedatangan Gubernur Jawa
Tengah, Ganjar Pranowo, SH, MIP, memberi sinyal positif bagi pendidikan,
khususnya di Kabupaten Blora. Sebelumnya, Ganjar yang juga mantan DPR RI
tersebut juga mengajar di SMA Negeri 1 Pati.
Ganjar Pranowo saat mengajar di SMAN 1 Blora, Kamis (5/2/2015). |
Menurut Astika
Mara Nur Fatima, siswi SMA Negeri 1 Blora, kedatangan Gubernur Jateng ke
sekolahnya memberi atmosfer berbeda. Sebab, selain mengajar Trias Politica dan Bahasa
Jawa, pola pengajaran yang dilakukan Gubernur Jateng memberi contoh bagi
pejabat di Kabupaten Blora.
Kedatangan
Gubernur Jateng Mengajar sangat bagus. Sebab, para siswa diajarkan cara mengusulkan
pendapat yang baik dan benar. “Kita diajarkan cara usul, misalnya tentang jalan
rusak dan sebagainya,” kata Mara kepada Harianblora.com.
Mengenai
gagasan Bupati Mengajar, Astika Mara juga menanggapi positif hal itu. “Wah
bagus itu,” ujar mantan Ketua Osis SMA Negeri 1 Blora tersebut.
Tak hanya
Mara, secara terpisah, Ahmad Fauzin Ketua Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) Cabang
Blora juga sependapat jika digagasan Bupati Mengajar. “Jadi ini memang menanti
profil Bupati Blora yang peduli 100 persen terhadap pendidikan,” kata dia.
Sebab,
lanjutnya, selama ini kedekatan Bupati Blora hanya sekadar formalistik saja. “Sekelas
Gubernur Jateng saja mau blusukan ke Blora untuk mengajar, masak bupatinya
sendiri tak tergugah untuk menindaklanjuti,” ujar pria kelahiran Blora
tersebut.
Menurut Fauzin,
jika ada gerakan Bupati Blora Mengajar, nanti tidak hanya bupati saja. “Ya
Ketua Dinas, Kapolri, Komandan Kodim, bahkan sampai Pak Camat,” jelas dia.
Wacana ini
sebenarnya sangat positif. “Pasalnya, saya melihat belum ada kabupaten/kota
lain yang melaksanakannya. Apalagi, tugas Bupati atau Walikota selama ini hanya
dinilai untuk membuka dan menutup acara saja, belum sampai ke akar rumput
menularkan ilmu teknis birokrasi dan pemerintahan kepada pelajar,” terangnya.
Secara terpisah,
Nailul Mukorobin, staf pengajar di FIP Universitas Negeri Semarang juga
sependapat. “Kalau mengajar saya kurang setuju, karena yang lebih tepat itu
mendidik. Jadi, programnya nanti Bupati Blora Mendidik, bukan mengajar,”
bebernya.
Nailul beralasan,
kalau mengajar hanya transfer ilmu. “Tapi kalau mendidik itu ya ilmu, afektif
dan juga psikomotorik juga. Apalagi guru yang di depan adalah orang hebat,
pemimpin,” tandas dia. (Red-HB19/Foto: SMAN 1 Blora).
0 comments:
Post a Comment