Oleh: Abdullah
Mahasiswa STAIN Tulungagung
Perbedaan Kos Mahasiswa Vs Pondok Pesantren
Kata vs (versus) dalam kamus bahasa Indonesia diartikan
sebagai lawan. Begitu juga pandang khalayak mengenai kata ini. Ada sebagian
orang yang mengartikan lawan, pertandingan atau perbadingan. Nah, dari sekian
banyak pendapat yang ada kata vs di atas saya artikan dengan perbandingan.
Pondok pesantren selalu identik degan kitab kuning, madrasah
diniyah, mengaji al-Qur'an, ro'an (kerja bakti) dan takzir (hukuman). Di balik
itu semua, ternyata keramaian dan kebersamaan menjadi ciri khas anak pondok
pesantren. Makan bersama, tidur bersama, mandi mengantri seraya bergurau dan
masih banyak lagi keseruan dalam dunia pondok pesantren. Itulah alasan mengapa
anak pesantren banyak temannya dan selalu bergerombol.
Lain halnya dengan dunia kos. Dunia kos ternyata tidak
seseru dunia pesantren. Sepi, sendirian dan individualislah yang ada di
kos-kosan. Anak kos juga tidak banyak memliki teman. Kalaupun ada, temannya
hanya itu-itu saja teman kampus atau sekolahnya sendiri.
Namun kesepian,
kesunyian dan kesendirian membuat anak kos lebih fokus untuk belajar pada satu
tujuan dan fokus menjalani organisasi yang dia jalani. Akan tetapi itu semua
tidak bisa dipukul rata, karena ada sebagia orang yang kos karena ingin
merasakan kebebasan dan merenung dalam kesendirian, seperti saya.
Dari perbandingan yang ada, saya teringat kata-kata yang
pernah dikatakan oleh seorang kiai dalam acara haul. Beliau mengatakan
"dimanapun tempatnya dan bagaimanapun keadaannya jika kamu tidak
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, maka hidupmu akan sia-sia.”
Sekian
Tulungagung, 12-02-2015
0 comments:
Post a Comment