Judul
Buku : Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran
Penulis : Iwan Santosa
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tahun : Cetakan 1, November
2014
Tebal : xxxviii+234 halaman
Oleh Al
Mahfud
Peresensi
adalah penikmat buku dari Pati, Jawa Tengah
Kebhinekaan
telah manjadi keniscayaan bangsa Indonesia sejak dulu. Keberagaman etnis, suku,
ras, dan agama menjadi kekayaan tersendiri bagi negeri dengan ribuan pulau yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke ini.
Dalam
konteks perjalanan bangsa, tiap etnis juga turut berperan penting dalam
pencapaian kemerdekaan seperti sekarang ini. Etnis Tionghoa merupakan salah
satu etnis yang banyak menduduki berbagai daerah di Tanah Air. Sejak dulu,
etnis Tionghoa sudah berkontribusi bagi bangsa, tanpa terkecuali ketika
masa-masa penjajahan bangsa kolonial.
Buku
berjudul Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran yang ditulis Iwan Santosa
ini menjadi rekam jejak perjalanan para pahlawan bangsa dari etnis Tionghoa.
Peran etnis Tionghoa dalam perjalanan bangsa dikisahkan dengan menarik, mulai
dari masa kerajaan Nusantara sampai menjadi sebuah negara bernama Indonesia.
Contoh
pahlawan dari etnis Tionghoa yang berjasa bagi Tanah Air, di antaranya adalah Laksamana Muda John Lie
(1911-1988). Dikisahkan bahwa Laksamana Muda John Lie kerap kali berkontribusi
dalam memasok atau menyelundupkan senjata dalam perjuangan melawan bangsa
penjajah ketika itu. Karena kegigihannya
itu, John Lie sempat mendapat julukan “Hantu Selat Malaka,” karena rute yang
biasa ia lalui adalah di Selat Malaka. Pada tahun 2009, presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menganugerahi beliau dengan gelar Pahlawan Nasional, yang sekaligus
menjadikannya pahlawan pertama dari etnis Tionghoa.
Selain
John Lie, masih banyak etnis Tionghoa yang memegang peranan penting dan
strategis dalam kemiliteran Tanah Air. Diantaranya Iskandar Kamil (Liem Key Ho)
mantan kepala badan pembinaan hukum (1998), Teddy Yusuf (Him Tek Ji) komandan
resort militer 131 Manado (1995), Teguh Santosa (Tan Tiong Hiem) mantan wakil
asisten perencanaan Kasad (1993-1995) dan masih banyak yang lain. Nama-nama
tersebut memiliki andil yang besar melalui peran masing-masing dalam
kemiliteran.
Pahlawan
bangsa tetaplah pahlawan yang harus dihormati, dari etnis mana pun ia berasal.
Ketika seseorang sudah mendedikasikan jiwa, raga, bahkan nyawanya dalam
perjuangan merebut kemerdekaan bangsa, maka saat itu ia telah memiliki
nasionalisme dalam dada yang patut diapresiasi dan tentu dihormati.
Hadirnya buku ini semakin mempertegas peranan
atau sumbangsih etnis Tionghoa dalam perjalanan bangsa yang selama ini banyak
direduksi sebagai sebuah rekam sejarah, terlebih pada masa-masa Orde Baru.
Bagi
etnis Tionghoa yang sekarang hidup dan tinggal di Indonesa sendiri, buku ini
dapat menjadi motivasi untuk lebih berperan aktif dalam pembangunan menuju
kemajuan bangsa, tanpa terkecuali dalam kemiliteran. Karena sejarah telah
mencatat bahwa etnis Tionghoa merupakan bagian penting dalam perjalanan
kemiliteran Tanah Air.
0 comments:
Post a Comment