Blora, Harianblora.com – Orang Jawa memang penuh mitos.
Salah satunya mitos Jawa, cara menahan buang air besar dan pipis, maka
bawalah batu di saku. Tidak hanya di
Kabupaten Blora, mitos ini juga berlaku di Rembang, Pati, Kudus, Demak, Jepara
dan daerah lain di Jawa Tengah.
Salah satunya pemuda yang meyakini mitos ini adalah Soni, ia
meyakini bahwa kalau tidak ingin buang air besar harus membawa kerikil atau
batu kecil di dalam saku. “Kalau pas bepergian jauh, saya membawa batu kecil di
saku,” ujar dia kepada Harianblora.com, Selasa (10/2/2015).
Menurut dia, hal itu bisa menyugesti jiwa. “Ketika jiwa
tersugesti, maka kita yakin dan pasti tidak akan beol,” jelasnya. Saya diajari
mbahku, kata dia, saat SD. “Sedangkan saya saat ini sudah berumur 24 tahun,” ujar
mahasiswa Fakultas Bahasa Unissula tersebut.
Soni menilai, sebenarnya batu ketika dibawa dan diyakini
akan menyugesti pikiran. Jika pikiran sudah yakin tidak pipis atau pun BAB, ya
pasti tidak akan pipis. “Kebeletnya bisa ditahan,” jelasnya.
Namun menurut Soni, jika kebelet pipis atau BAB ditahan juga
tidak baik. “Kalau mau BAB atau pipis diempet ya kurang baik, justru
menimbulkan penyakit,” tandas dia.
Senada dengan hal itu, Aryo Permana Kusuma, alumnus FIPK Undip mengatakan hal itu benar. Sebab, hal itu bisa menahan perut. "Kalau bawa batu otomatis menahan perut," tukas dia.
Meskipun mitos, Aryo sering mempratikkan hal itu ketika bepergian jauh. "Saya sering membuktikan hal itu," papar pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badko Jateng-DIY tersebut.
Cara Jitu Menahan BAB dan Pipis
Membawa batu di saku celana, memang diyakini sebagai cara
jitu menahan BAB dan pipis. Salah satu warga Blora, Mardi (34) mengatakan
sebenarnya tidak hanya batu, namun juga jerami atau karet. “Kalau tak ingin
pipis saat bepergian, biasanya ya celana dalamnya diberi tali jerami atau
karet,” tukas dia.
Hal itu menurut Mardi adalah cara orang Jawa. “Benar atau
tidak memang bergantung pada kemanteban. Kalau manteb ya pasti gak BAB dan
pipis, tapi kalau gak manteb ya pasti pipis di jalan meskipun sudah bawa batu
dan menalikan jerami di celana,” jelasnya.
Pendapat senada juga diungkapkan Reni Wiyarsih (29) warga
Blora. Saat ia hamil dulu, ia pernah membuktikan mitos itu. “Saya dulu waktu
hamil sering kebelet pipis, karena wajar jika orang hamil sering pipis. Saat bepergian
jauh, untuk menahan itu, ibu saya memberi tali di celana saya dan terbukti
perjalanan Blora-Lamongan saya tidak pipis,” ujar dia.
Berbeda dengan hal itu, mantan Badan Pengelola Latihan
(BPL), Muharom Alrosyid justru memaknai hal itu sebagai hukum alam. “Kalau mau
berak ya berak saja, itu cuma mitos,” tukasnya kepada Harianblora.com.
Sebab, menurut dia, kalau bicara soal sugesti, atau ketika
menggenggam batu berhubungan dengan saraf, soal itu belum ada penelitian
ilmiah. Jadi, lebih kepada kepercayaan atau konstruksi masyarakat soal batu,
BAB dan pipis.
Menurut Dermawan Setiabudi pemerhati budaya di Jateng,
menilai hal itu sudah tidak ilmiah. “Kan itu kepercayaan orang dulu, tentu besa
seperti sekarang,” tukas dia. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com/Foto:
Kaskus).
0 comments:
Post a Comment