Harianblora.com Mengucapkan Selamat Menjalankan Puasa Ramadan&Mengajak Warga Jaga Kesehatan&Memutus Penyebaran Corona

Latest News

Kabar bahagia! bagi Anda, mahasiswa, guru, dosen dan siapapun yang ingin menerbitkan buku mudah dan murah, silakan kirim naskah ke formacipress@gmail.com dan kunjungi www.formacipress.com

Tuesday, 17 February 2015

Keajaiban Di Balik Menulis



Oleh Fitrianingsih
Peresensi adalah Akademisi IAIN  Tulungagung


Judul  : The Power Of Writing
Penulis : Ngainun Naim
Penerbit : Lentera Kreasindo
Cetakan  : I, Januari 2015
Tebal : xiv + 230 hal. 16 x 24 cm
ISBN : 978-602-1090-14-5

Menulis. Apa itu menulis? Padahal ada keajaiban di balik  menulis. Apa sekadar membual atau perlu membaca sebelum menulis?

Ya, aktivitas menulis sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Sejak kecil di bangku taman kanak-kanak, kita sudah mengenal aktivitas tersebut. Namun sayang, ketika pada  tahapan  bangku sekolah selanjutnya, aktivitas tersebut hanya pada tataran materi menulis pelajaran yang diperintahkan oleh guru. Di luar itu, menulis laksana angin berlalu yang tidak ada artinya.

Jika ditelisik lebih jauh, hakikatnya menulis memiliki energi luar biasa bagi manusia. Energi luar biasa ini kadang tidak disadari oleh orang-orang di masa sekarang. Bahkan para akademisi yang seharusnya menjaga tradisi menulis, hampir lupa dengan tradisi yang seharusnya dijaga. Malah banyak di antara mereka yang pindah haluan pada dunia jual-beli atau bisnis.

Jangan Copy-Paste Internet

Hal tersebut terbukti dengan banyak mahasiswa yang kuliahnya seakan-akan dibuat sampingan. Masuk kuliah ketika bisnisnya libur. Yang lebih mengenaskan ketika ada tugas membuat makalah yang seharusnya menulis berdasarkan hasil berfikir sendiri, malah lebih memilih copy-paste dari internet. Mereka maunya instan, alias tidak ribet.

Padahal dalam proses yang instan tidak menjanjikan keberhasilan. Dalam berproses yang biasanaya penuh liku- liku, ada trial and error itu semua tak mau dilaluinya. Padahal, dengan berbagai liku- liku akan memperoleh bekal pengalaman dikemudian hari. Jika semua itu dilalui dengan singkat, pastilah yang didapat juga tidak berkat. Semakin banyak orang-orang yang maunya serba instan (bermental pragmatis) berakibat pada minimnya orang-orang yang memiliki semangat untuk menulis.

Kehadiran buku The Power Of Writing ini, bak oase di tengah gurun pasir. Di tengah jarangnya peminat dunia tulis-menulis, yang menjadikan penulis makhluk langka saat ini, buku ini hadir untuk mengajak para pembaca agar hanyut dalam dunia yang penuh pelangi keliterasian. Dengan penyampaian yang ringan, sederhana, menarik, dan disertai provokasi, serta kisah nyata para tokoh yang namanya besar dalam dunia tulis-menulis, saya kira buku ini mampu menarik pembacanya untuk meminati dunia kepenulisan. 

Sebuah Kekuatan
“Sebagai orang yang merasakan  manfaat menulis, saya ingin  mempermalukan teman-teman yang punya banyak potensi dan peluang menulis melebihi Sri Lestari. Sri Lestari yang (maaf) babu saja bisa, mau, dan mampu menulis, masak kaum yang lebih terpelajar tidak bisa?” (hlm.17). 

Siapa yang tidak terprovokasi dengan kalimat di atas? Kalimat diatas membuktikan bahwa menulis bisa dilakukan oleh siapapun, tidak tergantung profesi ataupun bakat. Tinggal kemauan untuk belajar menulis yang harus dihidupkan. Sri Lestari membuktikan salah satu keajaiban menulis. Dia bisa terkenal sebagai penulis membuatnya melampaui profesinya sebagai babu. Kemauan menulis tidak bisa dipaksakan, keinginan untuk mau belajar menulis harus timbul dari diri sendiri agar tulisan memiliki ruh (spirit kepenulisan).

Menghasilkan sebuah tulisan  membutuhkan proses dan perjuangan  yang tidak ringan. Banyak yang tidak tahan menjalaninya sehingga tulisan gagal dibuat. Kesibukan rutin, rasa malas, kecilnya penghargaan, dan faktor lainnya menjadi penghambat  proses menulis (hlm. 27).

Hambatan-hambatan yang ada dapat dipatahkan dengan minat, kerja keras dan kemauan yang kuat. Besarnya perjuangan dalam proses menghasilkan tulisan akan berbanding lurus dengan  hasil yang akan dicapai, karena dengan menulis akan didapatkan berbagai macam manfaat, baik yang langsung (konkrit) atau tidak langsung (abstrak) yang akan menjadi energi bagi kehidupan.

Apa pun yang kita lakukan membutuhkan proses dan pengorbanan. Komitmen tanpa pengorbanan mustahil membuahkan hasil. Saya menulis bagian demi bagian dari tulisan ini dengan formula tahajud ilmiah (menulis setelah solat tahajut). Tulisan ini merupakan bukti konkrit sebuah komitmen (hlm. 193). Kalimat diatas sebagai kalimat yang dapat dijadikan pemantik oleh para pemula dalam hal memulai menorehkan pena atau menekan tombol computer.

Dalam buku ini banyak sekali motivasi-motivasi dan pandangan yang bisa dijadikan sebagai pematah rasa malas dan rasa enggan untuk menulis. Selain dilengkapi motivasi, juga dilengkapi pengalaman tokoh-tokoh besar dalam dunia kepenulisan, serta dilengkapi strategi menulis yang sangat cocok untuk penulis pemula. Pepatah mengatakan “tidak ada gading yang tak retak”, begitulah gambaran secara keseluruhan dalam buku ini. Mari menggerakkan pena dan membangun peradaban manusia melalui dunia literasi!
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

1 comments:

  1. Semoga buku ini menjadi pemicu semangat dan banyak memotivasi

    selamat atas bukunya pak

    ReplyDelete

Item Reviewed: Keajaiban Di Balik Menulis Rating: 5 Reviewed By: Harian Blora