Oleh Al Mahfud
Peresensi adalah penikmat buku dari Pati
Judul : The Enneagram of Death
Penulis : Elizabeth Wagele
Penerbit : Serambi
Tahun terbit : November 2014
Tebal : 376 Halaman
Penulis : Elizabeth Wagele
Penerbit : Serambi
Tahun terbit : November 2014
Tebal : 376 Halaman
Hidup tak selalu tentang
kesenangan atau kebahagiaan. Bahkan, sebagian orang merasa hidupnya lebih
banyak berisi kesedihan yang membuatnya selalu berkubang dalam kedukaan. Orang
dengan tipe tersebut, membutuhkan pendorong, motivasi dan semangat agar dapat
terbebas dari belenggu kesedihan dan ketakutan yang sebenarnya ia ciptakan
sendiri, lalu dapat menjalani hidup dengan optimis dan lebih bergairah.
Salah satu penyebab mengapa orang
merasa takut dan sedih dalam hidupnya, tak lain adalah ketika mengingat
kematian. Tak bisa dipungkiri, kematian adalah akhir kisah yang pasti menyapa
tiap perjalanan hidup seseorang. Kematian—dengan kepastiannya tersebut—telah
banyak menyebabkan orang-orang menjadi cemas, gelisah, dan takut ketika
mengingatnya.
Tiap orang memiliki cara-cara
tersendiri dalam menghadapi ketakutan tersebut sesuai dengan berbagai tipe
kepribadiannya. Elizabeth Wagele mencoba mengulas bagaimana masing-masing tipe
kepribadian dalam menghadapi rasa duka, rasa takut, dan kematian. Tipe-tipe
kepribadian tersebut antara lain adalah perfeksionis, penolong, pengejar
prestasi, romantis, pengamat, pencemas, petualang, pejuang dan pendamai. Tentu
menjadi menarik untuk melihat bagaimana masing-masing dari tipe kepribadian ini
menghadapi hal-hal tersebut.
Buku ini menyampaikan pesan lewat
berbagai kisah tentang orang-orang yang mengalami hal-hal semacam ketakutan,
kegelisahan dan kemarahan. Orang-orang dengan tipe kepribadian yang berbeda,
memiliki respon dan potensi yang berbeda ketika dihadapkan pada berbagai ketakuta
dan kekhawatiran karena kematian. Dalam buku ini, hal tersebut coba diulas
lewat berbagai bentuk, diantaranya berupa esai, puisi, maupun kisah-kisah yang
dituangkan dalam masing-masing tipe kepribadian.
Memahami Kematian
Namun, ada satu hal pokok yang
bisa menjadi benang merah dari semua tipe kepribadian dalam menghadapi rasa
takut dan masalah dalam hidupnya. Yakni ia harus mampu menyadari, memahami
sedalam-dalamnya tentang kematian, melakukan pendekatan dengannya (kematian), hingga
rasa takut akan kematian itu terlepas dari dalam benaknya. Cara meningkatkan
kesadaran tersebut—dalam buku ini—dipahami dari sistem kepribadian yang disebut
enneagram, yang memuat sembilan tipe
kepribadian yang telah disebutkan di awal.
Ketika rasa takut pada kematian
sudah dapat diatasi, seseorang akan dengan mudah memancarkan
keberanian-keberanian yang ia miliki. Keberanian-keberanian yang sebelumnya
tidak pernah mereka pikirkan dan mereka sadari, karena—selama terbelenggu oleh
ketakutan—keberanian-keberanian itu tertutupi oleh rasa takut itu sendiri. Jika
seseorang sudah mampu melepaskan ketakutannya akan kematian, ia seakan terlahir
kembali sebagai sebagai pribadi yang optimis, penuh gairah hidup, dan
menyongsong kematian dengan bahagian dan suka cita.
Dalam Islam, seruan untuk
mengingat kematian sudah menjadi bagian dari keyakinan. Kematian yang sudah
pasti dialami tiap orang, membuatnya harus diingat, agar banyak menggunakan
sisa waktu hidupnya untuk beramal baik, sebagai bekal menghadapai kematian itu
sendiri. Mengingat kematian tidak berarti selalu terbelenggu dalam ketakutan.
Hal
ini sebenarnya selaras dengan apa yang ingin disampaikan dalam buku ini. Bahwa,
selama kita masih hidup, tidak ada alasan untuk terperangkap dan terbelenggu
dalam ketakutan. Karena selama masih bernafas, kita masih memiliki kesempatan
untuk memperbaiki diri, hidup lebih berani, dan hidup lebih berarti.
0 comments:
Post a Comment