Blora, Harianblora.com – Kegiatan sosial terus
dilakukan prajurit TNI di Kabupaten Blora. Salah satunya adalah Danramil dan Babinsa Koramil 01/Kota
Blora dna Kodim 0721/Blora yang nyempret di sawah. Hal itu bertujuan untuk untuk menekan perkembangan serangan
penyakit Blas yang timbul secara spot-spot di hamparan sawah. Selain itu juga karena
sudah menyebar hampir di sebagian besar lahan pertanian yang ada di wilayah Kabupaten
Blora dan khususnya di Desa Patalan, Kecamatan Kota Blora.
Tak lama
ini, Serma Hariyanto beserta 2 Babinsa Koramil 01/Kota Dim 0721/Blora, bersama
petani setempat di dampingi Kepala UPTD Dintanbunakikan Kecamatan Kota Blora
Sukaryo P, SP, Camat Kota Blora Drs. Kunto Aji, Danramil 01/Kota Kapten Inf
Supartono melaksanakan penyemprotan yang dikoordinir oleh Ketua kelompok Tani
Sri Sadono Bapak Suwasno Desa Patalan, Kecamatan Kota Blora.
Kepala Dinas
Pertanian Perkebunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora Ir. Reni Miharti,
M. Agr, Bus melalui Kepala UPTD Dintanbunakikan Kecamatan Kota Blora Sukaryo P,
SP meminta kepada para kelompok tani untuk segera melakukan tindakan gerakan
bersama pengendalian penyakit Blas dan Kresek dengan menggunakan Fungisida.
Seperti yang
dilansir Pendim 0721/Blora, Jumat (20/2/2015), kegiatan tersebut terlaksana
atas kerjasama dengan para Babinsa Kodim 0721/Blora yang secara resmi sudah
diberi tugas pendampingan kepada para petani dalam pengawalan pencapaian swasembada
padi, jagung dan kedelai. Untuk memenuhi kebutuhan fungisida, katanya, guna
gerakan bersama bisa mengajukan permohonan bantuan ke Dinas Pertanian Perkebunan
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora.
Penyakit
Blas pada tanaman padi, menurut Sukaryo P, SP Kepala UPTD Dintanbunakikan
Kecamatan Kota Blora disebabkan oleh jamur Pyricularia
Oryzae dan dapat menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan dan persemaian
sampai menjelang panen.
Pada fase
vegetative, lanjutnya, penyebab penyakit menyerang pada daun dengan bercak coklat
belah ketupat yang bisa mengakibatkan tanaman mati dan pada fase generative
umumnya menyerang pada leher malai atau sering disebut gulu pedot juga bisa
mengakibatkan tanaman jadi fuso.
Faktor yang
mempengaruhi perkembangan penyakit Blas, katanya, antara lain yaitu kelembaban
yang tinggi, suhu malam hari sekitar 22-29 0C, penggunaan pupuk Nitrogen yang
berlebihan dan ketahanan Varietas yang ditanam. “Sehingga dalam pengendalian
perlu dilakukan secara terpadu dengan berbagai cara yang dapat menekan
perkembangan penyakit Blas tersebut,” beber Sukaryo.
Melalui
Danramil 01/Kota Blora, Dandim 0721/Blora Letkol Inf Ariful Mutaqin juga
menyampaikan bahwa kegiatan ini memang diperlukan penanganan secara cepat dan
tepat serta koordinasi sehingga tidak berdampak pada kerugian besar petani.
“Serta
memberi apresiasi kepada Babinsanya yang telah melaksanakan tindakan
mempelopori pengendalian hama dengan melakukan penyemprotan bersama-sama,
karena penyemprotan yang dilakukan secara bersama-sama juga bertujuan agar hama
tersebut tidak berpindah ke sawah yang lainya,” katanya. (Red-HB12/Serda
Sujono-Pendim 0721/Blora).
0 comments:
Post a Comment