Megeri, Harianblora.com - Tragis sekali bila kita mendengar bahwa ada sebagian warga Blora yang tidak tahu Blora. Inilah yang dialami masyarakat yang tinggal di perbatasan antara Blora, Jawa Tengah dan Ngawi, Jawa Timur.
Banyak warga Megeri, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora yang tidak pernah ke pusat kota Kabupaten Blora dan tidak mengetahui bagaimana wajah Kota Blora. Mereka justru lebih mengetahui banyak tentang Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dari pada Kabupaten Blora.
"Saya tidak pernah ke pusat Kabupaten Blora, tetapi saya sering ke pusat Kabupaten Ngawi" ujar Bambang, salah seorang warga Megeri kepada Harianblora.com.
Maklum saja, warga di Desa perbatasan ini kebanyakan menjalankan roda kehidupan di pusat kota Ngawi seperti berdagang, bersekolah, bekerja, dan jalan-jalan. Tidak heran kita akan lebih banyak melihat plat kendaraan bermotor AE (plat kendaraan Kabupaten Ngawi) daripada plat K (plat kendaraan kabupaten Blora)
"Kami berdagang ke Ngawi, anak-anak saya sekolah di Ngawi semua, saya bekerja di Ngawi. Jadi yang saya tahu, kota saya ya Ngawi" papar Woko, salah seorang warga Megeri.
Jarak antara Desa Megeri dengan pusat kota Ngawi memang jauh lebih dekat jika dibandingkan dengan jarak menuju pusat kota Blora. Budaya dan logat bahasa mereka sudah tidak lagi seperti orang Blora, tetapi telah berbau Jawa Timur. Seni Reog Ponorogo bagi mereka lebih populer jika dibandingkan dengan Barongan Blora.
"Kesenian yang kami kenal ya Reog, saya pernah melihat Barongan di foto tapi belum pernah lihat secara langsung" kata Woko. (Red-HB39/Foto: Harianblora.com).
Baca juga : Pengganti LPG dengan Menggunakan Kayu Tebu Kering
Banyak warga Megeri, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora yang tidak pernah ke pusat kota Kabupaten Blora dan tidak mengetahui bagaimana wajah Kota Blora. Mereka justru lebih mengetahui banyak tentang Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dari pada Kabupaten Blora.
"Saya tidak pernah ke pusat Kabupaten Blora, tetapi saya sering ke pusat Kabupaten Ngawi" ujar Bambang, salah seorang warga Megeri kepada Harianblora.com.
Maklum saja, warga di Desa perbatasan ini kebanyakan menjalankan roda kehidupan di pusat kota Ngawi seperti berdagang, bersekolah, bekerja, dan jalan-jalan. Tidak heran kita akan lebih banyak melihat plat kendaraan bermotor AE (plat kendaraan Kabupaten Ngawi) daripada plat K (plat kendaraan kabupaten Blora)
"Kami berdagang ke Ngawi, anak-anak saya sekolah di Ngawi semua, saya bekerja di Ngawi. Jadi yang saya tahu, kota saya ya Ngawi" papar Woko, salah seorang warga Megeri.
Jarak antara Desa Megeri dengan pusat kota Ngawi memang jauh lebih dekat jika dibandingkan dengan jarak menuju pusat kota Blora. Budaya dan logat bahasa mereka sudah tidak lagi seperti orang Blora, tetapi telah berbau Jawa Timur. Seni Reog Ponorogo bagi mereka lebih populer jika dibandingkan dengan Barongan Blora.
"Kesenian yang kami kenal ya Reog, saya pernah melihat Barongan di foto tapi belum pernah lihat secara langsung" kata Woko. (Red-HB39/Foto: Harianblora.com).
Baca juga : Pengganti LPG dengan Menggunakan Kayu Tebu Kering
0 comments:
Post a Comment