Violita Sheila Zivana adalah penari asal Kota Atlas
yang ingin menduniakan Tayub Blora di kancah nasional bahkan internasional. Sebab, tari Tayub
Blora seiring berjalannya waktu sudah semakin hilang, mungkin salah satu penyebabnya karena pandangan negatif dari masyarakat terhadap Tari Tayub ini. Banyak masyarakat Blora mulai tak peduli lagi terharap budaya ini. Apalagi, mulai munculnya stigma negatif bahkan sampai jarangnya para penanggap budaya tersebut.
Violita Sheila Zivana |
“Tari Tayub dipandang negatif karena selalu diiringi
dengan minum-minuman keras dan adanya perselisihan antara pria yang diajak menari
oleh sang penari atau biasa yang disebut ledhek,” ujar Sheila, penari yang lahir
pada 1 Mei 1995 tersebut.
Penari yang akrab disapa Sheila ini saat ini tercatat sebagai mahasiswi
Unnes. Menurutnya, Tari Tayub harus dikembalikan ke khittahnya. Meskipun ia
bukan asli Blora, namun ia interes terhadap kesenian tradisional asli Blora
tersebut.
“Sebenarnya permasalahan ini menurut saya berawal
dari pemikiran masing-masing individu. Tari Tayub seharusnya tetap dilestarikan
karena merupakan salah satu tradisi budaya dimiliki Jawa Tengah khususnya
Blora,” beber perempuan yang kini tinggal di Jalan Perintis Kemerdekaan Nomor 11 Rt/Rw 004 Pudakpayung, Banyumanik, Kota Semarang.
Berharap Jadi Penari Internasional
Sheila, kini sering pentas di berbagai acara,
baik di kampus maupun luar kampus. Riwayat pendidikan penari muda ini diawali
di SDN Ungaran 01, 03, 06 dan SMP 1 Ungaran. Selanjutnya, Sheila melanjutkan
pendidikannya ke SMA 1 Ungaran, dan saat ini ia sedang menempuh kuliah di PGSD
Unnes.
Sejak kecil, perempuan cantik ini sudah menggeluti dunia modelling dan
tari. Ia juga pernah mendapat juara 2 Tari Merak berpasangan saa kecil. Tahun 2003
ia Juara Harapan 1 Putri Kartini dan 2004
ia mendapat Juara 2 Putri Kartini. Tak
hanya itu, Juara Harapan 1 Lomba Busana Muslim juga pernah ia dapatkan. Sheila juga pernah mendapat Juara 3 Mayoret
Terbaik. Menginjak di SMP, ia pernah aktif di pramuka dan pernah mengikuti Thailand
Internasional Camporee 2008 mewakili Indonesia.
Saat Sheila di SMA, ia menggeluti bidang Paskibra dan sudah mengikuti
lomba di beberapa tempat. Ia pernah tercatat sebagai Juara 2 Tingkat Kabupaten
Semarang, Juara 1 Variasi Formasi, dan pernah menjadi Juara Disiplin di SMA 1
Semarang. Dan di tahun 2014 kemarin, Sheila yang cantik ini menjadi Juara Umum
dan Unggulan mewakili Provinsi Jawa Tengah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Jakarta pada tahun 2014.
Di kampusnya, ia mewakili PGSD dalam acara Porsajur dan meraih Juara 1.
Saat ini, ia aktif di sanggar tari Greget sejak awal perkuliahan dan langsung
mewakili jateng di TMII dan mendapat juara umum dan unggulan.
Peduli Tayub Blora
Meskipun berdarah Semarang, penari cantik ini sangat
peduli dengan Tayub Blora. “Kita seharusnya, memutar pemikiran kita dari Tari
Tayub yang hanya memiliki nilai negatif menjadi Tari Tayub yang memiliki banyak
nilai positif,” harapnya, Jumat (30/1/2015).
Kepada Harianblora.com, Sheila siap menduniakan Tayub Blora.
“Kita harus menjadikan Tari Tayub sebagai bentuk dari hiburan yang memiliki
nilai-nilai seni edukatif. Kita harus mulai menghilangkan kebiasaan buruk yang
mengiringi setiap ada Tarian Tayub seperti minum-minuman,” jelas dara tersebut.
Nilai-nilai seni dalam Tari Tayub ini, katanya, adalah
kegiatan yang positif. “Di dalam Tari Tayub ini, ada bagian si penari mengajak
pria untuk menari dengan mengalungkan slendang atau sampur. Nah, dalam adegan ini,
diharapkan para pria menari dengan mengontrol emosinya dan tetap menari yang
wajar agar tidak terjadi perselisihan,” harapnya.
Tari Tayub memang harus
dilestarikan, lanjut dia, karena keberadaannya kini sudah diambang tebing. “Melestarikannya
mulai dari lingkungan terdekat. Jika ada tawaran menari untk mengisi acara,
mungkin Tari Tayub ini bisa dicoba,” tukasnya.
Selama ini, Sheila sudah
mempraktikkan dan menggeluti beberapa seni. “Yang pernah saya lakukan mulai
dari Tari Denok, Sekar Melati, Semarangan dan sebagainya,” tandasnya. Ia dan
teman-temannya juga membuat tari sendiri. “Tari Kriya yaitu karya Sanggar
Greget dan sebagainya,” pungkasnya. Sedangkan Tari Sekar Melati adalah karya yang diciptakannya bersama teman-temannya. (Laporan Khusus Redaksi Harianblora.com/Foto:
Sheila).
0 comments:
Post a Comment