Blora, Harianblora.com - Berbicara tradisi tingkeban, baik
mitoni dan ngapati, maka kita tak bisa lepas dari Takir dan Pontang dalam
Tradisi Tingkeban Blora. Ya, takir secara simpel bisa dimaknai sebagai suatu
tempat makanan yang digunakan untuk menaruh beberapa makanan saat tradisi
tingkeban. "Takir itu menurut orang Jawa disebut noto pikir, kalau pontang
itu ya pontang-panting," tutur Sumardjan, S.Pd, M.MPd selaku pemerhati
budaya di Blora. Pada malam tahun baru 2015, Rabu (31/12/2014), ia melakukan
tingkeban anaknya Dian Marta Wijayanti yang saat ini mengandung 7 bulan.
Sumardjan yang juga Kepala SDN 1 Tawangrejo Blora mengatakan
tradisi tersebut sudah lama dilakukan orang Blora sebagai akulturasi budaya
Jawa-Islam. "Takir itu biasanya dijadikan tempat makanan, nasi uduk
beserta lauk pauknya, terus ada bubur yang dibungkus daun nangka, rujak tebu,
juga ada jarumnya," ujarnya. Takir, berbahan dasar daun pepaya dan janur.
Soal bentuk, bergantung kreativitas dan ukuran janur. "Biasanya kalau di
Blora cuma buat 7, nanti pas proses kondangan atau hajatan di taruh di depan
para hadirin, terus setelah usai dimakan," paparnya. Kalau di Pati, kata
dia, semua warga diberi semua. "Tapi kalau di Blora biasanya cuma membuat
7 takir," papar Ketua Kwarran Tunjungan tersebut.
Senada dengan hal itu, Ali Mashar selaku modin Desa
Tambahrejo mengatakan tingkeban merupakan budaya Jawa yang bernuansa islami.
"Kalau soal ada mandi bagi calon ibu dan ayah, bedudukan, takir pontang,
membuang galar, itu cuma tradisi. Bagi saya yang penting justru doanya, karena
saat kondangannya kan mengundang warga untuk meminta doa berkah untuk
keselamatan dan kelancaran persalinan," paparnya. Imam Masjid Attaqwa Desa
Tambahrejo ini juga menyatakan takir itu sebagai wujud kebudayaan Jawa yang
bermakna orang yang mau memiliki keturunan harus menata pikirannya.
"Makanya namanya disebut takir, menata pikir," ujar perangkat desa
tersebut.
Tidak semua masyarakat memiliki budaya unik seperti tradisi
tingkeban yang di dalamnya ada beberapa hal yang unik, termasuk pembuatan takir
dan pontang. Agar tidak pontang atau pontang panting, lanjutnya, maka yang
harus dilakukan calon bapak dan ibu yang akan memiliki anak harus takir, menata
pikir. (Red-HB14/Foto: Harianblora.com).
Baca juga: Tradisi Tingkeban Blora, Ngapati dan Mitoni
0 comments:
Post a Comment