Jakarta, Harianblora.com – Revolusi Mental Jokowi hanya omong kosong.
Hal itu diungkapkan Prof M Yudhie Haryono, Ph.D, pakar politik dan pendiri
Universitas Nusantara. Menurut mantan penasihat Menteri Dalam Negeri ini , hasil
temuan riset Nusantara Centre (2014) terhadap kepemilikan tanah di Indonesia adalah
sebanyak 57% tanah dikuasai oleh 0.2% penduduk. Kedua, rata-rata kepemilikan
orang Indonesia hanya 100M. Ketiga, para petani rata-rata hanya punya 1/5 hektar.
Keempat, asing menguasai tanah 34%.
Tanpa revolusi kepemilikan tanah, katanya, maka omong kosong revolusi
mental. Bagaimana mulai revolusi tanah jika menterinya Ferry? Mari kawal dan
pastikan bener dan pener.
Pria kelahiran Banyumas ini juga mengakui, Freeport
hanya (akan) setor 3.75% royalti, 20.64% divestasi, 1 semester di Gresik dan
kepemilikan saham 9.36%. “Padahal perusahaan itu ada di Indonesia, berhukum di
Indonesia, SDA Indonesia, SDM Indonesia. Pakailah konstitusi. Agar tahu bahwa
negara harus menasionalisasi semua SDA,” ujarnya kepada Harianblora.com.
Agar waras aparaturnya, lanjutnya, agar
sejahtera warganya, Revolusi Mental tanpa "Nasionalisasi SDA" adalah
omong kosong belaka.
“Jika omong kosong ini terus berlanjut, maka
produksi kepemimpinan kita hanya akan diisi oleh pelacur dan bandit,” jelas
ilmuwan politik tersebut.
Ia yg melacurkan diri demi langgengnya
kolonial, katanya, atau pun ia yang membangun kerajaan berdasar metoda kartel
dan oligarki di semua aspek. “Kini, pelan tapi pasti 99% jabatan publik diisi
oleh dua madzab itu dengan gagahnya! Anda diam saja atau menyerahkan ini pada
Tuhan dengan berdoa?” paparnya.
Revolusi Mental dinilai hanya jualan saat kampanye.
“Gak jelas dari sisi mana pun, konsep dan paradigma, oprasionalisasi konsep revolusi
mental gak jelas semua,” tutur penulis buku Harta Karun Republik Indonesia
tersebut.
Di republik ini, dinilai Yudhie semua orang
harus kritis. “Mari jadi saksi kritis,” katanya. Bertahun-tahun,
lanjutnya, negeri ini menumpuk kejahatan kolonial internasional dan lokal, lalu
sekarang ingin mengenyahkannya dalam sehari? Ini tdk ada dalam ilmu ekopol
paling canggih sekalipun.
“Karenanya, tentu sulit sekali. Pak Jokowi bukan
dukun. Bukan tukang sulap. Jadi, mari kita kerjakan bersama secara cerdas,
konstitusional dan selalu mohon rida Tuhan. Kadang-kadang kita harus kehilangan
diri kita dahulu agar bisa menemukannya lagi,” papar mantan dosen Universitas
Indonesia tersebut. (Red-HB30/Foto: YH).
0 comments:
Post a Comment