Blora, Harianblora.com – Pupuk
palsu kini marak beredar di Blora, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik. Hal itu
terjadi disebabkan karena pasokan pupuk selalu datang terlambat. Hal itu
menurut Manajer Humas PT Petrokimia Gresik, Yusuf Wibisono, akibat kepentingan
bisnis.
Yusuf tak lama ini juga
mengimbau kepada petani untuk waspada terhadap peredaran pupuk palsu, baik di
Blora, Bojonegoro, Lamongan dan juga Gresik.
Menurut Yusuf, di awal musim
tanam dan musim hujan pupuk palsu banyak beredar. “Petani harus lebih waspada.
Hampir di setiap wilayah terjadi peredaran pupuk palsu tersebut yang namanya
hampir mirip dengan pupuk asli,” katanya seperti yang dilansiri Sindo.com,
Senin (26/1/2015).
Yusuf juga mengatakan, para
penjual pupuk palsu sudah berani blusukan ke rumah-rumah dengan menawarkan
pupuk dengan harga lebih murah. Merek pupuk dibuat mirip dengan yang asli,
misalnya Phonska menjadi Poska.
Akibat mirip label kemasan
pupuk, pembeli sulit membedakannya dengan yang asli. “Kalau tidak teliti pasti
akan tertipu karena mirip sekali dari segi kemasan,” jelasnya.
Di sisi lain, keterlambatan
distribusi pupuk, menurut Yusuf terjadi karena belum adanya peraturan gubernur
(pergub) mengatur alokasi pupuk di setiap daerah.
Penyaluran pupuk bersubsidi
dilaksanakan sesuai permendag, yaitu melalui distributor dan kios resmi
berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian, Peraturan Gubernur, serta
peraturan di bawahnya, semisal peraturan bupati.
Menurut Yufus, penyaluran pupuk
bersubsidi ke kabupaten yang tak memiliki perbub disesuaikan kebutuhan tahun
lalu.
Zaenal (34) salah satu petani
di Jepon, mengaku pernah membeli pupuk palsu. “Saya kira asli, ternyata namanya
mirip, yaitu Phonska menjadi Poska,” ujarnya kepada Harianblora.com, Senin
(26/1/2015). Ia mengaku, di daerahnya sudah banyak beredar pupuk palsu. “Ya
karena langka dan sulit, sebagian petani ya mau beli pupuk palsu itu,”
ungkapnya. (Red-HB34/Foto:Rahilo).
0 comments:
Post a Comment