Oleh:
Ahmad Idris. S
Guru Matematika SMA Negeri 1 Blora
Layaknya
orang yang sedang jatuh hati
Bibir mengucap namamu tanpa henti
Muhammadku Muhammadku
Lisan memulas cantik dawai-dawai indah namamu
Oh,
Muhammadku
Namun caci dusta dan fitnah
Terus membasahi
di setiap ujung-ujung lidah
Sembari memangsa nikmat daging busuk nan mentah
Oh,
Muhammadku
Apakah diri ini pantas mencintaimu?
Seperti halnya sesak
dada orang yang jatuh cinta
Berdebar jantung kala namamu dikata
Muhammadku Muhammadku
Piharsa takdim mendengar-perhatikan
Tutur sabda juga santun perilakumu
Oh,
Muhammadku…
Tapi dengung telinga terus perdengarkan
Gunjing hasut penuh kedengkian
Antara kebohongan dan kebenaran tak mampu bedakan
Oh,
Muhammadku
Bagaimana bisa pantasdiri ini mencintaimu?
Perumpamaan sepasang manusia
yang kasmaran
Hanya bayang wajah dan senyum apapun
yang dia pandang
Muhammadku Muhammadku
Melihat kesempurnaan laku lembut perangaimu
Dalam sempurna firman Tuhan sebagai prinsipmu
Oh,
Muhammadku
Namun tetap mata terus berkeliaran
Masih saja haus tipu keindahan
Nikmat laknat tersaji begitu lezat
Oh,
Muhammadku
Perkenankan diri ini mencantimu
Muhammadku
Begitu jauh jarak waktu padamu
Tak pernah sekalipun aku melihat wajahmu
Apalagi tuk bertemu
Lantas,bagaimana bisa diri ini mencintaimu?
Abu
Jahal Abu Lahab berlomba memoles diri di atas mimbar
Atas nama
agama menganggap perkataan mereka yang paling benar
Mengkafirkan siapa saja
yang berbeda pendapat
Seolah sorga hanya bagi mereka
yang sedia berbaiat.
Lantas,
Bagaimana bisa diri ini mengenal perangai lembutmu
oh Muhammadku?
Lihatlah.…
Fir’aun Fir’aun kembali menguasai negeri
Korupsi dan kesewang-wenangan mengkebiri harga diri
Kami?
Mati-matian mencari sesuap nasi.
Muhammadku,
Aku merindukanmu
oh, Muhammadku
Meski tak ada bukti cinta
yang mampu kupersembahkan,
Perkenankanlah aku mencintaimu semampuku.
Aku Merindukanmu, O,
Muhammadku
0 comments:
Post a Comment