Panen di Ngraho, Gayam, Bojonegoro, Jumat (23/1/2015). |
Salah satu lokasi yang menjadi incaran untuk dibeli gabahnya dalah di lokasi sekitar sawah di bantaran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro. Sebabm di lokasi tersebut saat ini mulai panen padi. Akan tetapi, harga jual gabah hasil panen di tingkat petani kini terus turun, sehingga menjadi incaran beberapa pemborong termasuk dari Blora.
Sejak awal Januari 2015, petani di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro mulai memanen padinya di lokasi sawah di bantaran Bengawan Solo. Pada musim panen tahun ini, para petani lumayan berhasil, sebab kondisi tidak banjir meskipun memasuki musim hujan. Mulyadi (52), salah satu petani Desa Ngraho mengaku lahan sawah seluas 1/4 hektare miliknya bisa menghasilkan gabah sebanyak 37 sak atau sekitar 17 kuintal.
Selain padi yang mentes, hasil panen padi menurut Mulyadi lumayan banyak. “Hasil panen padi kali ini cukup berhasil,” katanya, Sabtu (24/1/2015). Akan tetapi, harga jual gabah terus turun seiring berlangsungnya panen raya padi di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo. Suryadi mengaku, harga gabah sangat anjlok meskipun panenanya lumayan baik.
Harga gabah, menurut Suryadi yang semula harga gabah hasil panen bisa mencapai Rp4.200 hingga Rp4.300/kilogram (kg). Namun, harga gabah tersebut terus turun drastis menjadi Rp4.000/kg kemudian turun lagi menjadi Rp3.800/kg dan kini harga gabah di kisaran Rp3.600/kg. Petani tersebut mengaku tidak mengetahui pasti penyebab turunnya harga gabah hasil panen itu.
Suryadi memperkirakan, penyebab anjloknya harga itu karena banyak tempat yang mulai panen. Biasanya, kata Suryadi, hasil panen padi di sekitar Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro banyak dibeli para pemborong dari Jawa Tengah, termasuk Blora, Pati dan juga Kudus.
Di sisi lain, Bupati Bojonegoro, Suyoto mengatakan para petani di daerah bantaran Bengawan Solo kini dapat tersenyum lega karena berhasil memanen padi dengan kualitas baik. "Sebelumnya, petani di daerah bantaran Bengawan Solo selalu gagal panen saat musim hujan karena persawahan tergenang banjir," paparnya.
Petani saat ini, lanjutnya, bisa menikmati hasil panen padi yang melimpah. Pihaknya mengatakan, areal persawahan di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro seluas 14.889 hektare dan tersebar di 101 desa mulai di wilayah Kecamatan Margomulyo hingga Kecamatan Baureno.
Produksi padi di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2014 lalu mencapai 853.237 ton dari luas areal persawahan seluas 150.962 hektare. Sedangkan, target produksi padi pada tahun 2015 sebanyak 1.020.530 ton dari luas lahan 161.989 hektare dengan produktivitas padi 6,3 ton per hektare.
Petani berharap agar harga bisa naik, karena kondisi panen juga sedang membaik. Menurut petani, kondisi panen yang baik seharusnya diimbangi dengan harga panen yang membaik pula. (Red-HB18/Foto: Sindo).
0 comments:
Post a Comment