Blora, Harianblora.com - Pasar tradisional di Blora harus dihidupkan daripada indomart maupun
alfamart. Hal itu diungkapkan Tajussarofi, pemerhati kebijakan publik dari
Pascasarjana Undip. Menurutnya, kalau masyarakat Blora berbelanja di indomart,
hal itu sama saja membuat mereka yang kaya semakin kaya. "Kalau belanja ya
lebih baik di pasar-pasar tradisional. Jangan di pasar kapitalis seperti
indomart dan alfamart," ujarnya, Senin (12/1/2015).
Menurut pemuda tersebut, selama ini regulasi pemerintah
terhadap pendirian alfamart maupun indomart semakin kerdil. "Di Semarang
saja, itu sudah menjamur, padahal lokasinya minimal 300 meter dari pasar
tradisional. Kalau di Blora tidak terlalu padat, namun lebih ke sifat
konsumtifnya masyarakat," jelas dia.
Menurut Tajus, saat ini yang memiliki modal lah yang menang.
Sedangkan pasar-pasar tradisional semakin kalah dengan indomart. "Pasar
sosial itu kaum sosialis, kalau kaum kapitalis ya di indomart. Padahal di pasar
tradisional lebih alami, sejuk, semua tak instan barang dagangannya,"
paparnya.
Maka dari itu, yang perlu dibenahi menurut Tajus bukan hanya
regulasi pendirian indomart, namun juga pola pikir masyarakat. "Masyarakat
juga aneh, semakin banyak indomart kok malah senang. Seharusnya mereka ya
berontok, wong itu bentuk penjajahan ekonomi," terangnya.
Pasar tradisional, sejelak apa pun menurut Tajus perlu
dilestarikan. Pemerintah Kabupaten Blora harus peduli dengan pembangunan
pasar-pasar lokal. "Plus minus indormart memang ada. Namun bagaimana pun
juga, sistem ekonomi sosialis tetap harus diutamakan. Jangan sampai kaum
kapitalis melahap rakyat dengan mendirikan indormart di desa-desa," tukas
mantan Ketua HMI Badko Jateng-DIY tersebut.
Ia mengaku, saat ini pola pikir masyarakat semakin aneh. Dan
itu baginya adalah bentuk penjajahan. "Masyarakat kita terus dibodohi,
dengan adanya indomart, hakikatnya ya menjajah kita. Paling mentok rakyat hanya
jadi babu dan karyawannya. Semua itu hanya permainan," jelas Tajus.
(Red-HB16/Foto: Harianblora.com). Baca juga: Inilah Proyeksi Ekonomi 2015 Menurut Pakar Politik dan Ekonomi.
0 comments:
Post a Comment