Blora, Harianblora.com - Kue Bikang Mawar khas Blora,
rasanya meletup-letup di lidah. Kue ini sudah dikenal dan menjadi favorit
bagi masyarakat Blora dan umumnya di Jawa Tengah bahkan Indonesia. Biasanya,
kue ini hadir di tengah acara hajatan, mantenan, resepsi dan sebagainya.
Saat ini, kue bikang juga dijual bebas di tokot-toko kue.
Namun bagi warga Blora, kue ini cukup disebut "bikang" saja tanpada
embel-emble kue. Ia hadir di setiap acara tradisional dan upacara adat.
Dinamakan bikang, karena saat memasaknya ia membuka, atau
dalam bahasa Blora disebut mekrok atau membikang. Maka kue ini disebut kue
bikang.
Tak hanya polos, biasanya bikang diberi warna ungu, ping, merah, hijau dan sebagainya. Pilihan warna bergantung selera dan itu semua bergantung yang membuatnya.
Tak hanya polos, biasanya bikang diberi warna ungu, ping, merah, hijau dan sebagainya. Pilihan warna bergantung selera dan itu semua bergantung yang membuatnya.
Makanan unik khas Blora ini, terbuat atas beberapa
komposisi. Yaitu meliputi tepung beras, bisa beras biasa atau rose brand,
kemudian tepung terigu, gula pasir, santan, tepung kanji, garam, daun pandan
dan sebagainya. Bagi sebagian masyarakat Blora, pembuatan kue bikang juga
diberi buah Nangka.
Mengapa Nangka? Kalau diberi Nangka, tak perlu diberi daun
pandan. Hal itu sudah dilakukan masyarakat Blora yang biasa dilakukan saat
momentun acara hajatan. (Red-HB18/Foto: Harianblora.com).
0 comments:
Post a Comment